Cerpen: Hanya Sebuah Rasa
Oleh: Anita Ayu Purnama Matahari sudah tidak seterik siang tadi, kini perlahan-lahan mulai sedikit menghangat, suasana kampus juga sedikit lebih…
Wahana Mahasiswa Kritis Progresif
Oleh: Anita Ayu Purnama Matahari sudah tidak seterik siang tadi, kini perlahan-lahan mulai sedikit menghangat, suasana kampus juga sedikit lebih…
Oleh: Lilis Setyowati Usia yang tidak mudah. Semenjak berkepala dua, segala hal jadi begitu rumit, terkadang juga sesak. Aku di…
Oleh: Risqa Aulia Rokhmah Pagi ini seperti biasanya aku beranjak dari tempat tidurku untuk bersimpuh di hadapan-Nya. Di sepertiga malam…
Banyak yang bilang pelangi itu indah, tapi berapa dari mereka yang menghargai perbedaan?
Percaya kepada Hujan Oleh: Abdul Karim doc.pixabay Rokok setengah habis terjepit di antara jari telunjuk dan jari tengah Kirun. Dengan…
Sampai Menutup Mata Oleh : Fadlan Ash-shidiq Negeri yang terindah sepanjang masa adalah negeriku. Sebuah negeri strategis yang diapit…
“Celakanya aku menyimpanmu begitu rapat, bahkan terik matahari pun tak mampu membuatmu jadi uap, nahasnya aku mengukir namamu begitu…
Di balik bukit kecil yang cukup jauh dari kota, berdiri kokoh sebuah rumah bercat putih yang lama tak berpenghuni. Mentari…
Baca Part I Seungcheol masih telaten menyuapkan sesobek demi sesobek roti ke dalam mulut Jiyeon. Jiyeon tersenyum miris, sembari menatap…