Aksi Demo ratusan mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga (Sumber Foto: Arsip DinamikA).
Klikdinamika.com ̶ Ratusan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UIN Salatiga Menggugat, mengadakan seruan aksi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Salatiga imbas dari efisiensi anggaran, Rabu (19/2/2025).
Aksi yang diinisiasi oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) itu sebagai jawaban atas ketidaksetujuan kebijakan-kebijkan pemerintah tentang pengurangan anggaran pendidikan, program MBG dan diversikasi kewenangan DPR dalam evaluasi berkala pejabat lembaga negara.
M. Rizki Pirmansah, selaku Ketua DEMA UIN Salatiga, mengungkapkan tiga point tuntutan yang disuarakan kepada DPRD Kota Salatiga, yaitu pemangkasan anggaran pendidikan, evaluasi program MBG, dan perluasan kewenangan DPR.
“Permasalahan yang kita suarakan mengenai kebijakan pemangkasan anggaran pendidikan, evaluasi dan transparansi program makan bergizi gratis, serta menolak adanya perluasan kewenangan DPR dalam evaluasi pejabat negara,” ujarnya.
Rizki berharap dengan adanya seruan aksi itu, tuntutan yang disuarakan oleh mahasiswa UIN Salatiga dapat segera ditindaklanjuti oleh DPRD Kota Salatiga. Jika tidak ada tindak lanjut dari DPRD selama 1×24 jam, maka mereka akan menuntut kembali.
“DPRD bisa menindaklanjuti selama 1×24 jam, jika memang 1×24 jam tidak ada tindak lanjut. Maka kita akan meramaikan dan menuntut kembali untuk kepastian atas aspirasi yang kita berikan,” ungkapnya.
Muhammad Yufa Ariefqi, koordinator lapangan dalam aksi tersebut, mengatakan jika kebijakan-kebijakan yang dituntut oleh massa aksi akan menimbulkan dampak yang besar terhadap mahasiswa dan juga pada sektor-sektor pendidikan. Dari hal tersebut mahasiswa merisaukan tentang adanya pemangkasan anggaran untuk beasiswa yang dipergunakan dalam program makan bergizi gratis.
“Kalau berdampak terhadap diri sendiri itu pasti. Tetapi sektor-sektor yang memang utama yaitu pendidikan. Ini juga bukan cuma keresahan mahasiswa, tapi juga akademisi, bukan cuma dana riset, tapi bantuan untuk mahasiswa juga perlu dikaji kembali yang nantinya bisa mengancam porsi dari bantuan tersebut, sedangkan asta cita dari presiden sendiri juga terkait kesejahteraan pendidikan,” tuturnya. (Ella/Aini/Red).