Penolakan Gelar Pahlawan Kepada Soeharto, Aksi Kamisan Salatiga Mendapat Intimidasi

Aksi Demo penolakan gelar pahlawan di depan Tugu Pancasila, Kota Salatiga (Sumber Foto: Aftar/DinamikA).

Klikdinamika.com- Aksi Kamisan Salatiga melakukan Aksi Diam sebagai simbol penolakan gelar pahlawan kepada Soeharto. Di tengah berjalannya aksi, mereka didatangi seorang pria tak dikenal meminta agar aksi bubar di depan Tugu Pancasila, Kota Salatiga, Kamis (13/11/2025

Aksi Kamisan kali ini diselenggarakan untuk menolak adanya diberikan gelar pahlawan kepada Soeharto yang telah disahkan oleh Presiden Prabowo. Mengingat adanya Soeharto melakukan kejahatan-kejahatan tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), banyak aktivis yang sampai sekarang belum mendapat keadilan. Aksi ini sebagai bentuk meminta pertanggungjawaban negara serta keadilan bagi keluarga korban dan korban kejahatan HAM.

Vander, seorang mahasiswa yang ikut bergabung ke dalam aksi, mengatakan, mereka menuntut dibebaskannya rekan-rekan aktivis, serta menuntut keadilan bagi mereka yang menjadi korban kejahatan HAM.

“Kita juga menuntut dibebaskannya rekan-rekan aktivis sebagai tahanan politik yang sampai saat ini belum mendapat kepastian hukum serta meminta adanya pertanggung jawaban, dan keadilan bagi keluarga korban yang menjadi korban kejahatan HAM,” jelasnya.

Sementara itu, sesaat setelah aksi baru dimulai seorang pria tidak kenal bermobil dengan plat nomor Kalimantan datang memaksa agar aksi dibubarkan. Dia mengaku sebagai masyarakat Kota Salatiga tapi tidak mau menunjukkan identitasnya.

Hal itu diceritakan oleh Soko, selaku peserta Aksi Kamisan, mengatakan, tiba-tiba ada oknum yang tidak dikenal identitasnya dan mengaku sebagai warga Kota Salatiga dengan tujuan membubarkan aksi kamisan.Penolakan Gelar Pahlawan Aksi Kamisan Salatiga Mendapat Intimidasi.

“Tiba-tiba datang seorang pria yang kita gakenal dan membubarkan aksi kamisan, mengaku sebagai warga Kota Salatiga. Tetapi ketika kita minta identitas pria itu tidak memperlihatkan identitasnya dan dia juga bilang aksi ini itu menganggu masyarakat, padahal masyarakat sendiri tidak merasa terganggu,” ungkapnya.

Vander menambahkan bahwa aksi ini tidak menganggu ketertiban masyarakat di sekitar yang sedang beraktivitas.

“Tadi ada beberapa masyarakat ketika saya tanyakan mereka tidak merasa terganggu justru ada beberapa masyarakat yang merasa teredukasi adanya aksi kamisan ini,” pungkasnya.

Vander berharap pemerintah untuk mempertimbangkan kembali dengan baik tentang gelar pahlawan yang diberikan kepada Soeharto dan pemerintah harus bertanggung jawab terhadap HAM.

“Sehingga, harapan saya, aksi ini segera menjadi perhatian pemerintah, apakah sudah tepat pemberian gelar pahlawan bagi Soeharto, dengan alasan bahwa ini telah disurvei dan tanggapan Soeharto telah mencetak stabilitas ekonomi. Jadi, menurut saya coba dipertimbangkan baik-baik, dan pemerintah harus tetap bertanggung jawab terhadap semua hak asasi manusia atas pelanggaran berat HAM yang terjadi di masa lalu,” tuturnya. (Negla/Alya/Bilqis/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *