Rencana Pembukaan Pembelajaran Tatap Muka 2021

Oleh : Silva Prasasti

Pendidikan merupakan bekal untuk menuju kehidupan yang lebih baik bagi setiap orang. Jika saja pendidikan itu tidak ada maka peluang untuk mewujudkan mimpi sangat kecil dapat terwujud. Meskipun tidak semua yang berpendidikan akan sukses. Tetapi jika dibandingkan orang yang berpendidikan akan lebih banyak yang mencapai kesuksesan dari pada orang yang sama sekali tidak berpendidikan. Dengan adanya pendidikan dapat menjadi bekal  bagi kita untuk memperbaiki kualitas diri. Sehingga peluang untuk mendapatkan cita-cita lebih besar.

Selain itu pendidikan juga membentuk sumber energi manusia bermutu dan generasi yang berkarakter. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang dapat menopang kesejahteraan rakyat Indonesia, dari masa transisi pembelajaran jarak jauh menuju ke tatap muka

Apabila ditinjau dari keadaan Indonesia sekarang yang sedang menerapkan pembelajaran secara daring (dalam jaringan) di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Pembelajaran jarak jauh dianggap kurang efektif karena belum meratanya jaringan internet. Maka dengan adanya beberapa faktor tertentu kini sekolah diperbolehkan belajar tatap muka. Menteri Pendidikan Nadiem Makarim menyatakan pembelajaran daring akan dibuka kembali pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 yang akan dimulai januari, karena dinilai kurang efektif dan memiliki banyak kelemahan.

Dilansir dari CNBC Indonesia dengan dibukanya sekolah tatap muka nantinya tidak lagi berdasarkan zona resiko covid-19 tetapi dengan adanya izin dari beberapa pihak yaitu sesuai dengan pemerintah daerah, kepala sekolah, dan orang tua murid melalui komite sekolah. Oleh karena itu jika sekolah dibuka maka tetap harus memenuhi persyaratan yang ketat seperti persiapan melakukan protokal kesehatan.

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemdikbud) meminta guru untuk tidak langsung mengajar karena perlu adanya pembinaan khusus terhadap siswa. Hal ini dikarenakan sudah terlalu lama tidak melakukan pembelajaran tatap muka yang membuat pemahaman siswa menjadi beragam.

Dilansir dari CNN Indonesia, melalui survei terhadap 384 guru di sekolah swasta dan negeri di seluruh jenjang, Kemendikbud mengklaim 90% guru siap melaksanakan pembelajaran tatap muka. Sedangkan survei wahana visi Indonesia, 27.046 guru di berbagai daerah hanya 24% guru yang merasa aman dari penularan covid-19 jika sekolah akan melangsungkan pembelajaran tatap muka.

Dikutip dari kompas.com, Komisi perlindungan anak Indonesia (KPAI) mendukung pembukaan sekolah dengan mengajar kembali di kelas. Dibukanya kembali sekolah dengan adanya pertimbangan untuk menyelamatkan psikologis anak didik yang selama proses pembelajaran mendapatkan tekanan. Nadiem mengatakan ketika semakin lama pembelajaran tatap muka maka semakin besar dampak negatifnya, seperti munculnya ancaman putus sekolah, kesenjangan capaian pembelajaran, dan tekanan psikososial yang dari anak stres hingga kekerasan yang tidak terdeteksi yang dilansir dari Mikrofon.id

Jadi, dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangatlah penting untuk mencetak generasi masa depan yang berkarakter dan berintelektual. Sehingga dengan direncanakan pembukaan sekolah pada januari 2021 maka diharapkan tidak adanya kembali hal-hal negatif.  Meski masih dalam keadaan pandemi, untuk mendapatkan pendidikan secara langsung bertatap muka adalah suatu hal yang penting, pihak negara juga akan bertanggung jawab mengupayakan bagaimana cara untuk tetap menjalankan program pendidikan agar tidak berhenti begitu saja. Jika terjadi kendala pada program pendidikan di Indonesia karena wabah Covid-19, dapat merusak generasi bangsa yang memiliki kompetensi untuk berkembang. Penerus bangsa adalah mereka pada pejuang yang memiliki semangat belajar tinggi untuk memajukan negara.

1 Komentar

  1. Thaariq abdullah Balas

    Pendidikan memanglah sangat penting bagi generasi mendatang. Akan tetapi apakah pembukaan pembelajaran semester genap mendatang bisa mengantisipasi penularan covid-19, bisa saja ini menjadi klaster baru untuk Indonesia?. Buktinya untuk himbauan jaga jarak saja masih belum bisa di optimalkan secara benar. Bahkan kemaren pada pilkada serentak saja masih banyak masyarakan yang melalaikan tentang protokol kesehatan, bagaimana anda bisa menyakinkan bahwa dengan adanya pendidikan tatap muka ini tidak terjadi penyimpangan atau sebagainya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *