Pondok Pesantren Ajarkan Seksualitas Pada Santri

M. Saiful Rohman

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional islam yang ada di Indonesia bahkan dunia. Di tempat inilah para pembelajar agama disebut dengan santri. Di pondok pesantren santri dituntut untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam (Tafaqquh Fiddin) dengan menekankan moralitas agama sebagai pedoman hidup dalam bermasyarakat.

Pesantren juga salah satu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang memiliki banyak kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebab, pesantren tidak hanya mengajarkan dalam hal keilmuan saja. Tetapi pendidikan akhlak adalah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan.

Terdapat berbagai jenis keilmuan-keilmuan yang diajarkan dalam pondok pesantren mulai dari Nahwu Shorof, aqidatul awam, ta’lim muta’alim dan lain sebagainya. Karena pendidikan akhlak adalah bagian penting pembelajaran pesantren terdapat berbagai macam pendidikan moral yang diajarkan, salah satunya paada kitab Qurrotul uyyun, karya Syaikh Muhammad Al-Tahami bin Madani.

Qurrotul uyun adalah salah satu kitab yang menjelaskan tentang etika tata cara berhubungan suami isteri. Sehingga pembelajaran ini hanya diperuntukan orang yang sudah berusia dewasa atau baligh.

Di dalam kitab Qurrotul uyun penjelasanya sangatlah mendalam. Salah satunya penjelasan posisi berhubungan intim yang baik bagi suami isteri. “Posisi seorang istri dalam bersetubuh adalah terlentang di atas seprai yang dingin, kemudian suaminya menaiki tubuh istrinya (Kondisi telungkup), sang istri harus menundukan kepalanya kebawah dan pantatnya (Pinggulnya) diangkat keatas dengan diberi ganjal sebuah bantal.” Tuntunan posisi bersetubuh seperti itulah adalah cara yang paling nikmat bagi suami isteri.

Penjelasan yang terlalu vulgar pada kitab qurrotul uyun seperti yang dijelaskan di atas adalah salah satu alasan bahwa kitab ini tidak baik jika diajarkan pada santri yang masih di bawah umur atau belum baligh.

Pendidikan seks tetap perlu diajarkan pada santri yang belum baligh sebagai penegtahuan. Salah satunya pembelajaran seks dalam kategori ringan seperti belajar mengenai ketentuan mandi wajib (Junub). Keilmuan ini menjadi perlu, sebab kedepanya mereka juga akan mengalami apa yang dinamakan mimpi basah (Keluarnya air mani). Sehingga, jika hal ini telah diajarkan, maka santri akan mengetahui bagaimana ia akan bertindak (Menyucikan diri).

Pendidikan seksual pada pesantren adalah bagian penting dari pendidikan moral bagi santri. Agar nantinya mereka memperhatikan aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam pernikahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *