Menengok Sisi Positif Virus Corona

M. Saiful Rohma

Covid-19 atau Virus Corona adalah virus yang kini menjadi perbincangan dunia karena penyebaranya yang sangat cepat. Bagaimana tidak, terdapat 467.520 orang yang terinfeksi dari 198 negara di dunia yang telah mengkonfirmasikan akan adanya Virus tersebut.

Virus Corona merupakan zoonosis yang artinya dapat menularkan antara ke hewan dan manusia. Gejala infeksi virus ini cukup sulit untuk dilihat. Sebab tidak semua orang yang terinfeksi memperlihatkan gejala awal. Dibutuhkan dua minggu lamanya untuk orang yang terinfeksi mengeluarkan gejala Virus Corona.

Selama dua minggu itulah orang yang terinfeksi tanpa sadar dapat terjadi penularan virus pada orang lain. Sehingga mengisolasi diri adalah hal yang sangat penting untuk mencegah penyebaranya.

Kasus pertama virus ini terjadi di negara China. Pada awal Desember 2019 sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit pusat Kota Wuhan dengan penyakit yang tidak dikenal.

Salah satu dokter rumah sakit, Dr. Li Wenliang menyebarkan berita mengenai virus tersebut melalui sosial media bahwa banyak pasien yang menunjukkan gejala radang paru-paru. Sehingga hal itu membuat pejabat kesehatan China bergerak menyelidiki.

Pada awal tahun 2020 pejabat kesehatan di China mengumumkan bahwa penyebabnya adalah virus Corona jenis baru.

Semakin lama jumlah orang yang terinfeksi di China bertambah sangat drastis. Salah satu pasien yang berusia 61 tahun menjadi korban pertama yang meninggal dunia.

Setelah kejadian ini, Thailand mengkonfirmasi akan adanya pasien yang positif terpapar virus corona. Dengan hal ini Thailand menjadi negara di luar China pertama yang terinfeksi, disusul Jepang dan negara-negara lainya.

Untuk Indonesia sendiri, Virus corona terdeteksi pada 1 Maret 2020. Dan pada 2 Maret 2020 diumumkan oleh Presiden Jokowi bahwa terdapat dua WNI yang positif terjangkit virus corona.

Jokowi sendiri meminta masyarakat untuk selalu tenang dan tetap waspada terhadap penyebaran virus Corona atau Covid-19. Presiden Jokowi juga telah menghimbau agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah dan memulai belajar dan beribadah di rumah.

Atas kesadaran yang dimiliki masyarakat, himbauan tersebut dinilai cukup ampuh. Terlihat kendaraan yang biasanya memenuhi jalanan kini mulai berkurang.

Dapat kita ketahui bahwasanya banyaknya jumlah kendaraan yang mengeluarkan asap kendaraan dapat merusak kualitas udara.

Agus Dwi Susanto, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kesehatan, Universitas Indonesia pernah mengungkapkan bahwa tingginya jumlah kendaraan bermotor dapat menyebabkan masyarakat mendapatkan konsekuensi untuk terpapar polutan berbahaya dari gas yang dikeluarkan kendaraan atau partikal debu di jalan.

Gas emisi kendaraan bermotor adalah salah satu sumber polusi terbesar. Sehingga banyaknya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan kualitas udara menjadi tidak sehat. Dan dapat berdampak pada kesehatan manusia.

Covid-19 adalah virus berbahaya yang dapat menyerang paru-paru manusia. Namun jika kita mematuhi himbauan pemerintah untuk mengisolasi diri dengan belajar dan beribadah di rumah.

Memungkinkan dapat meminimalisir penyebaran Virus tersebut. Selain itu himbauan pemerintah juga dapat menyebabkan berkurangnya polusi udara. Sehingga dengan kondisi seperti ini kita dapat belajar untuk terus mengurangi pencemaran udara.

Menghadapi Virus seperti ini kita tidak boleh selalu berfikir negatif yang membuat panik dan mengurangi imunitas diri. Selalu ada hal positif yang dapat diambil hikmah dan pembelajaranya. Karena itulah jika nanti Virus Corona usai yang perlu kita lakukan adalah mengurangi penggunaan kendaraan dan memperbanyak berolahraga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *