Oleh : Khomsa
Dilansir dari salah satu portal berita online yakni TribunKaltim.co bahwa salah satu pihak yang paling merasakan dampak pandemi merupakan Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
Seorang pengamat ekonomi dari sebuah Perguruan Tinggi di Balikpapan, menuturkan bahwa UMKM perlu melakukan terobosan penting, untuk tetap bertahan ditengah wabah Corona ini. Salah satu upaya yang dapat diambil, adalah mendayagunakan teknologi untuk mempertahankan usahanya.
Wabah Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun ini, benar-benar melumpuhkan roda perekonomian masyarakat dari lapisan manapun. Hingga saat ini tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona telah mencapai angka 13.112 orang, berdasarkan apa yang disampaikan Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona.
Anjuran pemerintah untuk #DirumahAja seperti yang telah banyak disuarakan oleh berbagai elemen masyarakat demi memutus mata rantai penyebaran virus ini, sedikit banyak mempengaruhi roda bisnis.
Bahkan tidak sedikit pelaku bisnis yang kelimpungan menghadapi krisis ini.
Nah, bagi para pelaku bisnis memastikan bisnis tetap berjalan di tengah pandemi merupakan sebuah PR besar. Simak beberapa tips berikut :
1. Memeriksa kondisi keuangan bisnis.
Meski sudah banyak prediksi terkait kapan wabah ini berakhir, tidak ada yang dapat memberikan waktu pasti atas itu. Maka sudah barang tentu bila wabah tetap ada, perekonomian belum dapat kembali normal. Hal penting yang harus dilakukan, adalah memeriksa kondisi likuiditas alias cash on hand.
Caranya adalah menghitung seberapa besar tingkat likuiditas usaha. Kasarnya adalah sampai berapa lama anda dapat menghidupi bisnis tanpa adanya pemasukan?
Idealnya, untuk dapat bertahan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan ke depan masih memiliki cash on hand sebagai dana operasional usaha.
2. Mempersiapkan plan B untuk setiap kemungkinan terburuk.
Seiring dengan diberlakukannya physical distancing yang menyebabkan kondisi pasar lesu, hal lain yakni supply chain juga mengganggu aktivitas bisnis.
Maka, untuk itu, pelaku usaha perlu mengambil langkah antisipasi. Yakni dengan membuat bussines plan yang juga memuat proyeksi atau forecast atau bisa juga disebut peramalan atas keberlanjutan usaha untuk setahun ke depan.
Misal proyeksi dari sisi pendapatan usaha, besarnya pengeluaran, hingga terkait kelanjutan permodalan.
3. Berhemat!
Bila anda memiliki usaha yang membutuhkan karyawan dengan jumlah banyak, maka anda bisa menekan biaya operasional dengan mengoptimalkan layanan, delivery order yang tidak membutuhkan karyawan banyak. Sebab dalam hal ini karyawan tidak melayani sit in.
Untuk kiat satu ini, setidaknya dapat menghemat beberapa dana operasional meliputi gaji karyawan, biaya listrik serta biaya pemasaran yang dalam hal ini pelaku usaha tinggal mengoptimalkan media sosial mereka.
4. Genjot penjualan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan voucher setiap berapa kali pembelian. Dengan ini secara tidak langsung akan menarik konsumen untuk kembali datang untuk membeli produk anda.
5. Sosialisasi pelayanan
Ditengah pandemi seperti ini banyak konsumen yang menjadi sangat hati-hati dalam memilih produk makanan, ataupun jasa tertentu. Nah, dari sini pelaku usaha perlu mengkampanyekan, bahwa memang karyawan sudah memenuhi standar pelayanan.
Seperti selalu mengenakan masker dan sarung tangan untuk memastikan steril tidaknya produk tersebut. Hal lain yang tidak kalah penting adalah menyediakan hand sanitizer, bagi jasa delivery yang mengambil barang pesanan.
6. Optimalisasi teknologi
Banyak teknologi yang dapat menunjang kegiatan bisnis anda. Tidak perlu menunda rapat hingga pandemi berakhir, anda dapat tetap berkomunikasi secara sehat dengan tim kerja anda.
Berbagai aplikasi diantaranya Zoom, Working Deck atau bahkan untuk berkomunikasi dengan klien bisa menggunakan video conference call. Kinerja tim tetap dapat terpantau meski bekerja dari rumah, Dengan dukungan teknologi yang tepat , aktivitas kerja dan bisnis dapat diupayakan senormal mungkin.
Tidak hanya keenam kiat diatas, hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan membuat packaging baru produk tersebut. Seperti bila sebelumnya anda merupakan pelaku usaha, makanan yang umumnya dikonsumsi di hari itu juga.
Maka anda dapat mengambil langkah preventif berupa mengubah produk anda, menjadi tenggat waktu konsumsinya lebih lama. Beberapa produsen baru-baru ini membuat makanan ‘frozen’ supaya nantinya konsumen, dapat membeli produk dengan jumlah yang cukup banyak untuk keperluan stock beberapa hari setelahnya.