Klikdinamika.com, Salatiga- Munculnya perkumpulan LDK tingkat nasional berperan dalam membentengi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perkumpulan ini berkaitan dengan Deklarasi Aceh pada 26 April 2018 di Universitas Are Raniry, Banda Aceh, juga sebagai bentuk antisipasi membentengi gerakan garis keras yang mengancam kedaulatan NKRI. Hasil Deklarasi Aceh tersebut membentuk sebuah perkumpulan dengan nama Forum Komunikasi Korps Dakwah Kampus Nusantara (FKKDKN).
Isi Deklarasi Aceh tersebut berbunyi: 1. Bertekat bulat menjadikan empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara. 2. Menanamkan jiwa dan sikap kepahlawanan, cinta tanah air dan bela negara kepada setiap mahasiswa dan anak bangsa, guna menjaga keutuhan dan kelestarian NKRI. 3. Menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai ajaran Islam yang rahmatan lil ‘aalamin, Islam inklusif, moderat, menghargai kemajemukan, realitas budaya dan bangsa. 4. Melarang berbagai bentuk kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila dan anti NKRI, intoleran, radikal, dalam keberagaman serta terorisme di seluruh PTKIN, dan 5. Melaksanakan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dalam seluruh penyelenggaraan Tri Darma Perguruan Tinggi dengan penuh dedikasi dan cinta tanah air.
Teguh Gumelar, ketua FKKDKN saat ditemui di kantor LDK Fathir Arrasyid mengatakan, FKKDKN ini dibentuk untuk membentengi paham garis keras yang ada di Indonesia. Tanpa adanya peran dua tokoh besar Hasyim ‘Asyari dan Ahmad Dahlan, NKRI sudah di berontak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tambahnya saat pembukaan Seminar dan Launching FKKDKN.
Islam hadir untuk rahmatan lil ‘alamin, menjadikan kita berbudi pekerti dan berakhlak baik. Tajul (20) mengatakan bahwa dengan cara dakwah walisongo, mahasiswa dapat terbentengi dari paham-paham yang sudah tersebar saat ini. Dakwah walisongo ini melalui lagu-lagu, karya seni, puisi, dan sebagainya. Untuk mengetahui ciri-ciri gerakan garis keras, maka dapat dilakukan dengan dialog, ditambah pemahaman kita tentang nasionalisme. (Tri/Oki/Red)