Audiensi antara LP2M, perwakilan mahasiswa KKN serta Camat Bancak dan Bringin (12/01/2024). Sumber Foto: Istimewa
klikdinamika.com– Video yang menampilkan tulisan “Hidup lagi miskin-miskinnya malah dapet info KKN-nya suruh bayar 45rb/hari” viral di platform TikTok. Sontak, hal itu menjadi bahan perbincangan di kalangan mahasiwa Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Kamis (11/01/2024).
Sebanyak 2509 mahasiswa UIN Salatiga baru saja mengikuti pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang digelar pada tanggal 9-12 Januari 2024. Namun, pada hari ketiga pembekalan, muncul video di TikTok yang menghebohkan kalangan mahasiswa. Viralnya video itu memunculkan beragam asumsi dari mahasiswa. Mereka menduga ada tambahan biaya KKN sebesar Rp. 45. 000 di posko Kecamatan Bringin dan Bancak.
Hammam, selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M), menepis kabar miring tersebut. Ia menjelaskan bahwa itu hanya miskomunikasi, tidak ada biaya tambahan. Infomasi yang beredar itu liar dan tidak benar. Sebenarnya, nominal tertentu yang dikeluarkan itu hanya untuk living cost.
“Terjadi salah komunikasi terkait tambahan biaya KKN. Bahwa, di manapun, ketika kita melakukan KKN, pasti ada biaya untuk makan, ada biaya untuk tempat tinggal, ada biaya untuk air, ada biaya untuk listrik, ditambah satu lagi itu adalah wifi,” ujarnya.
Tak sampai di situ, Hammam sudah mendiskusikannya dengan perwakilan mahasiswa sekaligus Camat Kecamatan Bancak.
“Saya sudah ketemu pak camat dari Bancak. Biasanya, ada nominal tertentu dan itu yang disalahpahami oleh mahasiswa. Karena, memang itu adalah biaya yang secara umum. Seolah-olah itu adalah tambahan, padahal tidak. Di mana-mana, njenengan makan ndak setiap hari? Itu kata kuncinya. Kemarin juga udah tak sampaikan. Artinya, biaya tertentu itu hanya untuk makan, listrik, tempat tinggal, jadi enggak ada tambahan dan tidak benar,” tuturnya.
Keputusannya adalah, kata Hammam, mereka tetap KKN di sana dan dana yang masuk itu fleksibel.
”Saya sudah berdialog dengan mahasiswa. Keputusannya, hal-hal teknis didialogkan di masing-masing kecamatan tanpa memberatkan salah satu pihak. Jadi, terkait biaya, itu fleksibel, tergantung nanti mahasiwa dengan kepala desa masing masing. Di mana nominal tertentu tersebut buat makan, dll,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa yang memposting video viral tersebut bukanlah salah satu mahasiswa yang KKN di Kecamatan Bancak atau Bringin.
“Video yang viral di TikTok pun juga sudah di-takedown, karena yang memvideokan bukan mahasiswa KKN yang di Bringin dan Bancak, malah orang lain,” imbunya.
Masih terkait video yang beredar, Raihan, salah satu perwakilan perundingan dari posko KKN Kecamatan Bancak dan Bringin, langsung diminta untuk menghadap ke Camat sekaligus ditemani Ketua LP2M untuk membicarakan masalah ini.
Dari hasil pertemuan itu, Raihan meminta rekan-rekan nya untuk sowan ke Kepala Desa (Kades) sekaligus meminta maaf. Ia berharap agar rekan-rekannya menjelaskan kronologi sebenarnya tentang pelaku penyebaran video viral tersebut.
“Secepatnya, perwakilan mahasiswa setiap desa silakan menemui Kades masing-masing untuk negosiasi. Pertama, meminta maaf terkait hal-hal yang kurang mengenakkan (red: kasus video). Kedua, sampaikan bahwa itu oknum bukan dari KKN kami, Bringin maupun Bancak”, jelasnya melalui pesan WhatsApp.
Ia juga menuliskan bahwa masalah anggaran masih fleksibel dan bisa langsung dinegoisasikan ke Kades ataupun camat masing-masing.
”Dari masing-masing camat tidak memaksa adanya iuran nominal tertentu. Dalam tanda kutip, mengembalikan kebijakan/keputusan ke Kades masing-masing. Dan, iuran tidak harus selesai di awal, bisa ditengah atau akhir (red: tergantung negosiasi).
“Untuk jumlah nominal living cost atau konsep makan (red: buat sendiri atau dibuatkan), dikembalikan kepada kebutuhan kelompok masing-masing dan bagaimana negosiasinya dengan Kades,” jelasnya. (Faza/Joysi/red)
Yang baik baik viralkan , yang buruk buruk sembunyikan ( sendiko dawuh camat Bancak )