Tawar

Sumber foto : Id.pinteres.com

Oleh : Lestari

Aku berjalan mengitari ricuh hamba
Mengikat bintang hidup semesta rasa
Kian hari aku redup, tenggelam, dan tiada
Aku terus mencoba mencari binar cahaya

Apakah esok kutemuinya?
Dimana belas kasihnya?
Aku berada dalam gelap penuh takut
Sedang mereka tertawa, dan riuh disudut

Riang serik terkadang menyambar
Meretahkan rasa kalbu yang samar
Kupinang burung kutilang yang nanar
Kuberdamai dengan derita yang tawar

Pekat langit melirik senja
Selama berpidar ia hanya melirik
Seakan berkata, “Kau jahat! “
Langit nan burung kutilang berpencar saling memeluk dari kejauhan ‘tuk tanda perpisahan
Kataku, “Tunggu aku dikisahmu selanjutnya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *