Pelantikan SEMA, DEMA, dan UKM: Menwa Kenakan Seragam Identitas

Suasana ketika pelantikan. Sumber Gambar: Benny Ridwan
Suasana ketika pelantikan. Sumber Gambar: Benny Ridwan
Suasana ketika pelantikan. Sumber Gambar: Benny Ridwan

Salatiga (14/02), Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga menyelenggarakan pelantikan pengurus Senat Mahasiswa (SEMA), Dewan Mahasiswa (DEMA), dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) masa bakti 2016 di auditorium kampus 1. Agenda yang dimulai pada pukul 09.35 WIB itu dihadiri oleh rektor, wakil rektor I, wakil rektor II, beberapa dekan pembina UKM, dan beberapa karyawan sivitas akademika.

Berdasarkan edaran surat undangan pelantikan, seluruh ketua dan pengurus SEMA, DEMA, dan UKM diharapkan hadir dengan memakai baju hem, bawahan gelap bukan jeans, bersepatu dan mengenakan jas almamater terbaru. Namun, ada beberapa ketua dan pengurus yang tidak mengindahkan keterangan tersebut. Hal itu terlihat dari adanya beberapa pengurus dari beberapa UKM yang tidak memakai jas almamater dan mengenakan celana jeans.

Seluruh pengurus UKM Mapala, kecuali ketuanya justru mengenakan seragam identitas. Hal ini juga sama seperti yang dikenakan oleh Menwa. Bahkan, seluruh pengurus Menwa mengenakan seragam identitasnya sendiri.

Astuti Sakdiyah, M. Pd, bidang Unit Pelayanan Kemahasiswaan menegaskan bahwa semua pengurus harus mengenakan jas almamater terbaru sebelum memasuki auditorium. Bahkan, ada pengurus yang diminta untuk keluar ruangan karena belum mengenakan jas tersebut. Padahal, pengurus tersebut membawa jas di tangan kirinya.

Ketika ditanya tentang ketidakseragaman UKM Mapala dan Menwa dalam acara tersebut, beliau menjawab bahwa UKM Mapala memang tidak memperhatikan apa yang telah disampaikan. Hal tersebut berbeda dengan UKM Menwa yang telah meminta izin kepada wakil rektor III, Muh. Khusen, untuk memakai seragam identitasnya.

“Mengenakan seragam Pakaian Dinas Harian (PDH) dan Pakaian Dinas Luar (PDL) dalam pelantikan pengurus adalah suatu tradisi bagi Menwa. Untuk itu, kami meminta izin kepada Bu Tutik, Pak Maemun, sebagai Pembina, dan Pak Khusen, sebagai Wakil rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama,” ungkap Umar Anas (21), mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 8 sebagai Komandan Bataliyon 953 Kalimosodo.

Hal tersebut, kata Astuti, tidak dipermasalahkan dan tidak ada sanksi yang dibebankan. Hal ini mengingat pemakaian jas almamater dimaksudkan untuk membangun rasa kebersamaan. Apalagi ketika sudah dilantik menjadi pengurus, harapannya agar dapat menjalankan kepengurusan dengan regulasi yang ada dan tidak bertentangan dengan Visi dan Misi IAIN Salatiga dengan pedoman Organisasi Mahasiswa (Ormawa).

(D1418/_Red)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *