Salatiga-HUT Gugus Depan Pramuka (GUDEP) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi ke-28, tak kehilangan kesakralannya pada Selasa (08/3). Dengan mengangkat tema ‘Hamemayu Agunging Budhaya’ (melestarikan keagungan budaya), acara yang dimulai pukul 20.00 WIB berlangsung sakral dalam balutan modern. Hal ini diperkuat oleh ketua Dewan Racana (KDR) Putra , Arsyad Bagus Saputra yang menuturkan, prosesi adat yang berlangsung pada pembukaan menjadi bagian yang paling sakral. Arsyad menambahkan, Tari Bambangan Cakil yang menjadi pembuka acara juga menjadi salah satu bagian yang sakral.
“Tari pembukaan itu namanya Tari Bambangan Cakil, jadi tari itu menceritakan tentang perjuangan kedua tokoh yang menjadi ikon Racana, yaitu Kusuma Dilaga dan Woro Srikandi dalam menentang kejahatan. Intinya, menyampaikan bahwa kejahatan dimana-mana akan kalah,”tambah Arsyad lagi.
Untuk mendukung kesakralan, pihak Racana meracik sendiri musik pengiring tari. “Untuk Tari Soyong, sudah ada musiknya, sedangkan untuk tari pembukaan, kami susun sendiri,” tutur Albarra Rifqi Anthoni (20), operator musik tari acara tersebut.
Arsyad juga menambahkan pihak racana menyusun sendiri dan mengambil lagu-lagu berbau Islami sebagai pengiring Tari Bambangan Cakil. Terlepas dari kesakralan acara, Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi juga memberikan sentuhan modern dalam konsep HUT Racana tahun ini. Beberapa rangkaian acara seperti ucapan selamat dari Racana Sahabat dan persembahan musik band ikut andil dalam menyumbang konsep modern.
“Selain tari pembuka dan Tari Soyong, kami juga menampilkan band yang merupakan gabungan dari SMC, Getar dan Racana,” tutur Albarra lagi. Untuk tujuannya, Arsyad menambahkan, selain prosesi adat dan tari pembuka, acara yang lain hanya sebagai hiburan.
(Choiriyah/Crew Magang_)