Keadilan Bisu Bagi Perempuan

sumber foto: freepik/starline

oleh: Yuli Setiawati

Peringatan Hari Perempuan Sedunia akan tiba tahun ini pada tanggal 8 maret 2023. Tentunya hal ini diperingati setiap tahun sejak disuarakannya keadilan bagi perempuan.

Berbicara tentang perempuan, mari sejenak melihat kisah kelam dan diskriminasi yang dialami oleh para perempuan.

Perempuan kerap kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Tak jarang dari mereka menganggap perempuan adalah sosok yang lemah.

Perempuan kini telah banyak yang terjun ke berbagai bidang kehidupan, seperti ekonomi, politik, dan sosial budaya. Di era sekarang ini keberadaan perempuan di dunia pekerjaan sudah menjadi sesuatu yang lumrah.

Bahkan, kita bisa menjumpai suatu keluarga dimana seorang perempuan lah yang menjadi tulang punggung.

Contoh nyata tentang seorang perempuan yang bekerja di perindustrian justru mendapatkan perlakuan yang tak pantas dari beberapa oknum. Diskriminasi gender yang dialami mereka sangat terlihat.

Beberapa industri dan perusahaan memiliki kebijakan dimana seorang perempuan diberi batasan dalam berkarir. Sehingga perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama dalam berkompetisi di dunia pekerjaan. Kebanyakan jabatan tinggi yang ada di suatu perusahaan ditempati oleh seorang laki-laki.

Hal tersebut karena perempuan dinilai kurang cakap dan tegas dalam mengambil tindakan. Perlakuan yang diberikan juga berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Tak hanya itu, telinga kita sudah tidak asing lagi dengan kasus pelecehan yang kerap terjadi di suatu industri dan perusahaan. Kebanyakan korbanya adalah perempuan.

Dilansir dari detik.com kasus pelecehan seksual yang terjadi pada para buruh perempuan setidaknya terdapat 25 kasus dalam kurun waktu di tahun 2012 sampai 2016. Menurut Komnas Perempuan pada tahun 2012 terdapat 4.336 kasus pelecehan seksual dimana rata-rata usia korban sekitar 25-45 tahun. Beberapa ada yang melapor dan ada yang tidak.

Korban memilih patuh saat atasannya melakukan hal tersebut dan merasa ketakutan saat menolaknya. Perempuan dijadikan pion sebagai pemuas hasrat mereka. Namun mirisnya para perempuan yang menjadi korban tak bisa berkutik karena hanya seorang buruh.

Melihat hal itu sungguh menyayat hati. Pengorbanan seorang perempuan yang rela bekerja untuk dirinya dan keluarga harus mengalani berbagai macam perlakuan buruk di tempat kerja. Mengalami diskriminasi gender hanya karena seorang perempuan, mereka tidak bisa mendapatkan keadilan dan kesempatan yang sama rata dengan laki-laki.

Perlu adanya kesadaran bagi masyarakat bahwasanya setiap perempuan ataupun laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam berbagai hal. Menghilangkan perspektif orang jaman dulu tentang perempuan yang hanya bisa di rumah. Kenyataannya di luaran sana banyak sekali perempuan yang sukses berkarir di berbagai bidang kehidupan. Seorang perempuan mampu memimpin sebuah negara dimana Megawati adalah satu-satunya presiden perempuan di Indonesia. Najwa Shihab yang mampu mematahkan persepsi orang lain dan membuktikan perempuan bisa menjadi seorang jurnalis yang hebat. Susi Pudji Astuti yang menjadi menteri kelautan dan perikanan Indonesia.

Semua individu pantas mendapatkan perlakuan yang sama tanpa memandang gender masing-masing. Sudah seharusnya hal itu diterapkan di kehidupan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *