Klikdinamika.com, Boyolali (21/2/20) Prihatin terhadap kekeringan yang kerap melanda kawasan Boyolali Utara, Komunitas Boy Green Boyolali bekerjasama dengan Pemerintah Desa Karanggatak adakan aksi tanam pohon. Mengikuti instruksi dari perangkat desa, penanaman pohon dilaksanakan di kawasan 3 embung yang dimiliki Desa Karanggatak. Selain beberapa Bintara Pembina Desa (Babinsa) dan perangkat desa, aksi ini juga diikuti oleh 27 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Darmawan (43) sebagai Ketua Komunitas Boy Green mengungkapkan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh ancaman kekeringan yang terjadi terus-menerus. “Saat ini, di Boyolali Utara ada lima kecamatan yang selalu kekeringan saat musim kemarau. Selain keprihatinan terhadap air, udara dan cuaca juga perlu diperhatikan. Daerah ini membutuhan tanaman-tanaman yang ada daunnya di saat musim kemarau dan diterima oleh masyarakat secara ekonomi. Disamping itu, akarnya bisa menyerap air sehingga bisa bertahan di musim kemarau. Kemudian teduh karena rindang. Sehingga itulah yang dibutuhkan Boyolali Utara,” jelasnya. Dia juga menyebutkan beberapa tanaman yang direkomendasikan yaitu mete, pete, dan nangka.
Komunitas Boy Green, yang baru berdiri satu tahun dan beranggotakan beberapa anggota Babinsa ini kerap menggandeng berbagai komunitas maupun pemerintah desa untuk menyelenggarakan aksi peduli lingkungan terutama tanam pohon. Tanpa dibiayai oleh lembaga dan pihak manapun, Darmawan menyiapkan berbagai bibit di rumahnya. “Bibit-bibit ini saya semai selama satu tahun,” jelasnya.
Ratna Dwi Utami (21), salah satu mahasiswa KKN dari IAIN Salatiga mengungkapkan, “Kegiatan ini sangat menyadarkan kami. Namun, kalau boleh saya beri saran akan lebih baik lagi ketika kegiatan seperti ini juga melibatkan atau merangkul elemen masyarakat lain, sepeti bapak-bapak maupun pemuda karang taruna. Mengingat, merekalah yang paling berkemungkinan dan dekat agar bisa merawat tanaman-tanaman tersebut,” tuturnya
Darmawan pun berpesan kepada masyarakat, agar mengawal pohon-pohon itu. “Kalaupun ditanam di lahan-lahan umum, Babinsanya yang akan merawat,” jelasnya. Dia juga mengkritik kegemaran masyarakat yang gemar menanam namun enggan merawat. Beberapa kasus yang pernah terjadi adalah, ketika masyarakat diberikan bibit secara cuma-cuma mereka sangat antusias. Namun, banyak yang tidak telaten merawatnya, sehingga tanamannya mati. (AM/Red)