Tuntang- Musyawarah Santri (Mustri) yang diperkirakan selesai pada hari Sabtu (4/6) ternyata mundur sampai hari Minggu (5/6). Hal tersebut membuat para santri Pondok Pesantrren Edi Mancoro, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang merasa kesal dan geram karena Mustri keluar jauh dari manual acara.
Sawitri (22) salah satu santri putri menuturkan, “Mustri kali ini terlalu muter-muter. Pertanyaan yang diajukan oleh dewan pembina serta beberapa santri tidak jelas dan sulit dipahami. Membuat waktu terbuang sia-sia tanpa kejelasan.”
Ketua presidium I Muhkromin (20) terlihat beberapa kali memperingatkan kepada peserta untuk tenang karena suasana tidak terkontrol. Sempat terjadi ketegangan antara pengurus pelaksana dan dewan pembina karena sempat terjadi adu argumen.
“Pertanyaan kurang jelas dan terlalu muter-muter sehingga menyita banyak waktu untuk membahas hal-hal yang tidak perlu.” Tutur Muhammad Syukri Abadi salah satu panitia yang menjabat sebagai pengurus.
Kemunduran waktu diduga karena pembahasan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang dimunculkan kembali setelah dua tahun sebelumnya tidak ada, hal tersebut membuat peserta Mustri harus mengkaji ulang AD/ART tersebut.
“Hal ini harus dibahas lebih dalam mengingat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) ini akan digunakan acuan untuk kepengurusan tahun depan.” Sanggah Taufik Ashari selaku dewan pembina.
Meskipun suasana panas menyelimuti Mustri tahun 2016 ini tetapi, hal tersebut tidak lantas membuat santri kehilangan kegembiraannya. Hal ini terlihat setelah sidang pleno berakhir, Ali Nugroho selaku dewan penasehat menyebuttkan nama-nama kandidat lurah Pondok Pesantren Edi Mancoro. Santri yang dipercaya untuk menjadi kandidat lurah pondok tersebut adalah Muhammad Sulkhan yang pernah menjabat sebagai Pelayanan Umum (PU) pada kepengurusan tahun 2014-2015 dan Muhammad Habib Yusro yang pernah menjabat sebagai “Kang/Mbak” atau biasa disebut Duta Santri Edi Mancoro tahun 2014. Proses pemilihan dilakukan sesuai kesepakatan yang telah ditetapkan pada sidang pleno yaitu degan musyawarah. Musyawarah yang dilakukan ternyata tidak menemukan titik temu, sampai akhirnya dilakukan votting atau pemilhan suara terbanyak. Dari 128 santri yang hadir, perolehan suara terbanyak diraih oleh Muhammad Habib yusro dengan jumlah 77 suara, Muhammad Sulkhan sejumlah 50 suara, dan hanya satu suara yang rusak. Terpilihnya Muhammad Habib Yusro sebagai ketua umum (lurah) Pondok Pesaantren Edi Mancoro disambut meriah oleh tepuk tangan para santri.
(Tika/Crew_)