Klikdinamika.com, Salatiga- Sambut aksi bersih bumi serentak se-dunia 157 negara dan 34 provinsi di Indonesia, Sabtu (21/9/19). World Cleanup Day (WCD) Kota Salatiga ikut berpartisipasi dengan menerjunkan volunteer dari Dinas Lingkungan Hidup, Satpol PP, Dinas Perhubungan, IAIN Salatiga, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), SMK N 2 Salatiga, PMI Salatiga, dan berbagai komunitas di Salatiga.
- Doc. Titis Anis F
Pada tahun 2018 Indonesia berhasil memimpin aksi besar WCD yang dilaksanakan 157 negara dengan jumlah capaian volunteer sebanyak 7 juta dan target tahun ini diharapkan mencapai 13 juta volunteer dari Indonesia yang berpartisipaasi.
Acara ini dimulai pukul 07.00 pagi dengan membagi lima (5) zona yang akan menjadi sasaran untuk dibersihkan. Zona 1 berada di Jl.Kartini disepanjang jalan dan saluran air, zona 2 sepanjang aliran sungai kalicacing hingga kridanggo dan jalur darat Jl.Adi Sucipto, dan zona 3 sepanjang Jl.Jendral Sudirman, zona 4 area pasar rejosari atau lebih akrab disebut pasar sapi, dan zona mobile bersama satpol PP aksi cabut paku dan reklame liar di pohon serta pembersihan benalu pohon.
Kegiatan ini salah satu wujud dukungan masyarakat Salatiga dalam mempertahankan gelar Adipura yang telah diraih Kota Salatiga.
Tahun ini, gerakan WCD Indonesia mengambil tema Cleanup for Peaceful Indonesia karena pada 21 September ditetapkan International Day of Peace atau Hari perdamaian Internasional oleh PBB.
Sama halnya dengan kota Salatiga yang menggandeng masyarakat dari berbagai pihak dan latar belakang, WCD diharapkan menjadi momentum persatuan untuk semua orang berbuat baik untuk bumi. Terlihat dampak besar dari persatuan saat dilakukannya aksi bersih-bersih, bagaimana semua orang bersatu dari latar belakang dan dari asal daerah yang berbeda untuk membersihkan lingkungan Salatiga.
Jumlah perolehan volunteer sebanyak 2513 orang dengan perolehan sampah 10.360 kg. Artinya masing-masing volunteer menyelamatkan 4 kg sampah.
Erma Yulianti, panitia penyelenggara WCD Salatiga menuturkan bahwa pengurangan sampah plastik sekali pakai sangat penting untuk mengurangi volume sampah di Salatiga. Harapan sukses acara WCD sebenarnya adalah ketika peserta aksi tidak menemukan lagi satu sampah bukan karena jasa para petugas kebersihan namun karena kesadaran masyarakat yang sudah memperbaiki budaya pentingnya menjaga lingkungan dari sampah. Solusi penggunaan tumblr dan ecobrick atau memenjarakan sampah plastic dalam botol plastik menjadi cara lain untuk utilisasi sampah-sampah tersebut selain mengirimnya ke landfill.
“Kita harus membuktikan bahwa gelar Adipura memang pantas diberikan kepada Kota Salatiga” tutur Erma. “Kegiatan WCD sangat luar biasa karena dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan, dan berharap kegiatan seperti ini dilakukan sampai ke lingkup RT/RW serta fasilitas umum di Salatiga” jelas Udiyatno, selaku Dinas Lingkungan Hidup Kota Salatiga.
Antusias dari kalangan muda menjadi mayoritas terselenggaranya WCD di Salatiga. Semangat gotong royong sangat terlihat ketika mengumpulkan sampah yang dipilah ke dalam dua (2) bagian yaitu sampah organik dan non-organik. Sampah di kumpulkan dan kemudian diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Salatiga dan sebagian sampah melewati proses daur ulang. Salah satu partisipan Urfatul Makhsunah memberikan kesan tentang keseruan terselenggaranya WCD di Salatiga dan memberikan harapan kepada anak muda untuk lebih kompak dalam melakukan bersih-bersih sehingga tidak ada yang hanya berdiam diri. Dan semoga WCD di tahun berikutnya lebih terpandu sehingga semua semangat dalam melakukan aksi. Jaga bumi dari sampah masyarakat demi terwujudnya hidup berkelanjutan tanpa sampah. (Fika Fariha/red)