Bali – Ambarawa Suguhkan Cerita di PMP #6

Klikdinamika.com, Ambarawa- Panggung Parade Monolog Perempuan (PMP) #6 kembali hadir di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Acara setahun sekali ini diadakan pada tanggal 20-22 September 2019 dan bertempatkan di Balai Kelurahan Kupang Kidul, Ambarawa. Teater Debunk dan Teater Seribu Wajah menjadi penyelenggara PMP #6 pada tahun ini. Terbentuknya PMP dari tahun pertama diinisiasi oleh Teater Debunk yang diketuai oleh Daniel Exaudi. Dikarenakan keterlibatan perempuan di panggung teater dirasa sangat kurang. Para perempuan selama ini hanya bisa ditempatkan di belakang, untuk mengurusi konsumsi dan sebagainya. Dengan adanya PMP ini diharapkan dapat menjadi ruang para perempuan untuk berekspresi dan sebagai wujud emansipasi.


Peserta PMP #6 sendiri datang dari beberapa kota. Aktor-aktor yang terpilih untuk mementaskan monolognya sudah melalui proses seleksi dan kurasi. Pada awalnya, di PMP #6 ini hanya akan menerima 6 peserta saja. Akan tetapi, karena banyaknya peminat yang mendaftar, akhirnya ada 7 aktor yang dipilih. Peserta yang memenuhi syarat untuk melakukan pementasan yakni Teater Titik Dalam Koma (Bali), Mendut Institute (Magelang), Teater Akar (Tegal), Teater Sendratasik Unesa (Surabaya), Komunitas Rumah Singgah (Surakarta), Teater Atmosfer (Kendal), dan Senja (Yogyakarta).
Hal yang menarik ialah salah satu peserta monolog yang datang dari Bali. Aktor dari Bali ini bernama Agung Istri Indah yang memerankan tokoh Sumarah dalam naskah “Balada Sumarah” yang ditulis oleh Tentrem Lestari. Semua peserta dibebaskan untuk memilih naskah apa yang akan dipentaskan. Naskah Balada Sumarah ini tak ubahnya seperti naskah wajib dalam setiap pementasan monolog di manapun berada. Karena cerita ini begitu kuat mencengkeram emosi penontonnya. Sang penulis, Tentrem Lestari pun ikut hadir dan menyaksikan pementasan tersebut pada hari kedua.
Pihak panitia menghubungi beberapa kawan teaterawan di luar kota dan share informasi PMP #6 ini melalui sosial media. Maka dari itu, cukup banyak peminat teater yang hadir di acara ini. Fasilitas untuk peserta berupa panggung, konsumsi, tempat transit, kenang-kenangan ucapan terima kasih, kaos, dan sertifikat. Dukungan didapat dari berbagai pihak. Mulai dari Lurah Kupang Kidul yang menyediakan tempat, Kopi Kelir dari Kecamatan Jambu, buku-buku dari Cakruk Baca Bergerak Salatiga, dan lain-lain. Dari acara PMP ini, diharapkan dapat menunculkan aktor-aktor perempuan yang dapat diharapkan terus mengolah bakat monolognya masing-masing.
“PMP tetap berjalan, lebih berkembang, terus memunculkan aktor-aktor perempuan yang potensial, khususnya monolog agar banyak peminatnya. Lalu pentas ini juga diadakan di sore hari yang harapannya agar para pelajar bisa menyaksikan dan menambah minat akan pertunjukan teater. Semoga kelak ada penerus dari pelajar yang menyaksikan, terlibat, dan bahkan bisa menjadi anggota kepanitiaan nanti,” ujar Winda Kusuma, Selaku Ketua Panitia. (Elvira/Anik/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *