Transformasi Menjadi UIN, Rencana Wisuda Harus Tertunda

Sumber foto : Nahary/DinamikA

Klikdinamika.com, jadwal wisuda ke-17 harus tertunda karena IAIN telah bertransisi menjadi UIN, tidak sedikit mahasiswa menyayangkan penundaannya. Wakil Rektor 1 UIN Salatiga, Muh Saerozi menjelaskan alasan penundaannya tersebut, Senin (01/08/2022).

Pelaksanaan wisuda semula direncanakan pada akhir bulan Juli lalu, kemudian diundur hingga waktu yang belum ditentukan. Pengunduran wisuda ke-17 ini ditandai pula dengan Surat Keterangan Nomor: B-3349/In-21/PP. 06. 1/07/2022 yang telah diinformasikan kepada mahasiswa pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) IAIN Salatiga.

Muh Saerozi, selaku Wakil Rektor (Warek) 1 UIN Salatiga menjelaskan alasan utama diundurnya jadwal wisuda ke-17 yang belum ditentukan sampai kapan pengundurannya.

“Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) kita sudah menjadi UIN, tetapi tidak otomatis jadi UIN secara operasional, ada yang harus dilengkapi sebagai tindak lanjut dari Perpres, dan hal itu tidak ditentukan oleh lembaga saja,” ucap Warek I UIN Salatiga ketika dijumpai reporter klikdinamika.com.

Selanjutnya ia menjelaskan, apabila wisuda sebagai UIN, maka Rektor yang melantik wisuda harus sudah dilantik menjadi Rektor UIN Salatiga. Selain itu, wisuda juga menggunakan lambang, mars, dan logo yang saat ini sedang ditransformasi dari IAIN ke UIN. Semua itu tidak dapat dijalankan sendiri oleh UIN Salatiga, tetapi dijalankan oleh Kementrian Agama, di Jakarta. Hal ini yang menyebabkan belum ditetapkannya tanggal Wisuda UIN Salatiga.

Nurul Istikomah, mahasiswa Psikologi Islam, mengeluhkan sikap lembaga yang menurutnya kurang sigap dalam menentukan jadwal.

“Menurut saya lembaga terlalu mepet kalau urusan pergantian jadwal atau melakukan apapun. Dan pengunduran jadwal wisudanya sudah terlalu banyak sampai 3 kali,” keluhnya melalui pesan WhatsApp.

Ia menyarankan bahwa pelaksanaan wisuda tersebut alangkah baiknya dilaksanakan di bulan November dengan tatanan lembaga yang sudah siap.

“Pelaksaan wisuda yang tepat sepertinya di bulan November. Selain itu, supaya tatanan lembaga sudah siap juga,” imbuhnya.

Di sisi lain, mahasiswa program studi Bahasa dan Sastra Arab, Agna Hawari, mengeluhkan rencana pengunduran tersebut karena telah mengganggu rencana kuliah S2 di luar negeri.

“Saya mau mendaftar S2 di luar negeri pada September nanti, selama pengunduran wisuda tidak melewati bulan Agustus tidak jadi masalah,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Warek I mengatakan bahwa lembaga sedang mengusahakan cara alternatif untuk mengupayakan mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah S2.

“Sedang ingin kami konsultasikan dan selesaikan pada rapat pimpinan di Jakarta nanti, misalnya aja menggunakan surat keterangan, formatnya seperti apa, dan ada prosedur yang harus kita lalui supaya surat keterangan tersebut legal formal,” tanggapan Warek I terhadap keluhan mahasiswa tersebut.

“Ijazah pun perlu adanya Penomoran Ijazah Nasional yang melibatkan tiga instansi. Yang pertama Kementerian Agama di bagian data, yang kedua yaitu Data Pendidikan Tinggi (Dikti) yang mengurusi pangkalan data, dan yang ketiga badan akreditasi nasional perguruan tinggi. Lembaga sedang mengusahakan migrasi data terhadap 3 lembaga tersebut di Jakarta,” Sambung Warek I mengenai hal tambahan yang harus disiapkan.

Beliau juga berharap agar kita dapat saling percaya, bahwa lembaga sedang berusaha sungguh-sungguh dan berhati-hati untuk menentukan masa depan mahasiswa. Agar semuanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Nahary/Ramzy/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *