Seni Music Club (SMC) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga telah menunjukkan kebolehannya dengan mengikuti festival paduan suara tingkat Nasional yang bernama, “3rd Karangturi Choir Games 2015”. Festival yang diselenggarakan di Teater Liem Liang Peng, Gedung The Sien Jo Lantai 2, Sekolah Nasional Karangturi, Jalan Padma Boulevard Selatan Blok F, Semarang ini merupakan festival rutin setiap dua tahun sekali.
“Festival itu dari tanggal 5-7 November termasuk rangkaian acaranya ada workshop, lomba, sama temu juri dari internasional, tapi kami ke sananya pada tanggal 6 untuk lombanya,” tutur Muhammad Arfan Affandy (21) yang biasa dipanggil Arfan, Ketua SMC.
Festival yang diikuti oleh 38 peserta dari tingkat pelajar, mahasiswa, bahkan paduan suara umum se-Nasional ini memiliki 5 kategori untuk ditampilkan yaitu kategori Children A, Children B, Mixed Youth, Mixed, dan Folklore. Festival tersebut mendatangkan 5 juri berskala internasional.
“Semua jurinya sudah berskala internasional ya, bahkan ada yang dari Filiphina dan di sini ada 5 kategori, tapi dari kami memilih kategori folklore dengan 3 lagu yang pertama itu lagu Anoman Obong dari Jawa, daerah kita sendiri, Janger dari Bali, dan yang terakhir Sik-Sik Sibatu Manikam dari Batak yang dua lagu harus pakai koreografi dan satu lagu terakhir tidak pakai koreografi dengan waktu 15 menit,” tambah Arfan.
Dalam festival tersebut SMC menggunakan kostum adat Jawa. Kostum tersebut dipilih guna mengangkat budaya Jawa yang merupakan budaya dari tempat asal mereka sendiri.
“Lagu yang kita pilih kan lagu rakyat seperti lagu anoman obong itu kan dari daerah kita sendiri dan di situ kan ada 3 tokoh utamanya yaitu Pangeran Rama, Putri Shinta, dan Anoman. Yang kedua itu ya untuk mengangkat budaya Jawa,” jelas Puji Astuti (22) selaku Seksi Kostum.
Dengan persiapan dan latihan selama 5 bulan, akhirnya SMC dapat meraih Medali Perak dalam kategori folklore di festival tersebut. Sedangkan untuk peraih Medali Emas dari paduan suara Universitas Diponegoro dan peraih Juara 1 yaitu Dempo Choir dari SMAK ST. Albertus Malang, Jawa Timur.
“Alhamdulillah kita dapat meraih medali Perak di kategori tersebut, padahal ini pertama kalinya kita mengikuti festival tingkat Nasional.” ucap Arfan.
Meski kendala saat latihan sempat membuat para pemain kelimpungan karena harus mencari sang pencipta lagu hingga ke Amerika, namun berkat kerja sama tim yang solid, akhirnya kendala tersebut dapat terpecahkan.“ Karena (lagu) itu kan harus ada izinnya, sedangkan penciptanya tidak ada di sini, tapi itu bisa diatasi karena bantuan dari teman-teman yang lain.” tambah Arfan. (Crew)