SEMA FEBI Adakan Public Hearing, Bentuk Jawaban Aspirasi Mahasiswa

Sumber foto: zoom meeting Public Hearing/SEMA FEBI

Klikdinamika.com, Salatiga- Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (SEMA FEBI) IAIN Salatiga adakan Public Hearing secara online untuk memberikan respon atas aspirasi mahasiswa, Rabu (04/08/2021).

Kegiatan ini mengusung tema “Take a Chance To Make a Change”. Diikuti oleh 166 peserta, serta dihadiri oleh Dekan dan jajarannya beserta ketua dari masing-masing program studi (prodi).

Wisnu Distira Kamil selaku ketua SEMA FEBI mengatakan, tujuan dilakukannya Public Hearing adalah sebagai bentuk kepedulian SEMA terhadap mahasiswa.

Public Hearing bertujuan sebagai bentuk kepedulian SEMA atas aspirasi mahasiswa. Dengan kata lain, acara ini merupakan fasilitas penghubung civitas akademik dengan mahasiswa,” jelasnya.

Terkait hal tersebut, Zakaria Wibowo, salah satu mahasiswa prodi Ekonomi Syariah, menanyakan kejelasan mengenai pembagian paket kelas yang dinilai kurang transparan.

“Paket kelas yang disodorkan sepertinya tidak ada transparansi. Mahasiswa semester dua yang nilainya cumlaude tidak bisa mengambil mata kuliah atas, dan mahasiswa yang nilainya tidak cumlaude tidak bisa setara dengan mahasiswa lainnya. Mohon penjelasannya,” tanyanya pada pihak civitas akademik.

Dr. H. Abdul Aziz Nugraha P, S.Ag., M.M., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik menjawab pertanyaan tersebut.

“Bagi mahasiswa semester dua, ada kebijakan bahwa tidak boleh mengambil mata kuliah melebihi hal yang sudah ditentukan,” terangnya

“Untuk pengambilan mata kuliah itu sesuai IP, dan sudah diatur di SIAKAD. Tapi karena ada kebijakkan, mahasiswa semester dua tidak boleh mengambil mata kuliah melebihi kebijakan yang sudah ditentukan,” imbuhnya.

Selain itu, Yuni Inawati, mahasiswa prodi Akuntansi Syariah menyampaikan, selama mengikuti organisasi mahasiswa (ormawa) dari pihak Dekanat tidak pernah mengadakan rapat koordinasi bersama.

“Selama saya mengikuti ormawa, dari Dekanat tidak pernah ada rapat koordinasi atau apa yang membahas kebijakan kampus. Mungkin ke depannya bisa melibatkan ormawa sebagai perwakilan mahasiswa terkait pembuatan kebijakan,” tegasnya.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Mochlasin, M.Ag., menanggapi pernyataan Yuni Irawati. Ia menjelaskan bahwa rapat tidak akan melibatkan mahasiswa karena punya tugas masing-masing.

“Tentu kita punya tugas yang berbeda-beda. Jika itu tugas kami, kami tidak akan melibatkan mahasiswa. Misalnya, membuat kebijakan TOEFL. Kalau kita melibatkan mahasiswa, maka tidak akan selesai-selesai. Tentu kita punya target dan standar,” terangnya.

Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan FEBI, berpesan mengenai pengadaan kegiatan public hearing agar semua pihak tidak mudah kaget.

“Dalam posisi seperti ini, bagaimana kita beradaptasi dengan berpikir positif. Hal itu penting apalagi disituasi pandemi. Ketika ada yang tidak tau, tanyakanlah kepada SEMA dan tanyakanlah pada kami yang tepat untuk ditanyakan,” pungkasnya. (Gita/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *