Puisi: Saudara Kembar

Sumber Foto: freepik

Oleh: Fakhrul Fata

Terdiam, bibir membisu
Tertawa sejenak dalam alunan halu
Tercengang di atas diksi yang membingungkan
“Biarlah senyummu menggores badanku,” ujar buku
Lembar demi lembar kuhirup
Di ruang tamu yang sejuk
Aku begitu khusyuk

“Jangan lupakan aku di depanmu”
Kopi pun tak ingin kalah dengan waktu
Tetes demi tetes menyeruputnya
Menggores bulir senyumku
Aku suntuk bahagia

Kopi dan buku
Keduanya adalah saudara kembar
Tak ingin kupisahkan disalah satu
Keduanya saling beradu
Menjadi teman terbaikku

Resah, ketika keduanya bertaut
Dalam sempitnya waktu
Sudahlah
Hadirmu bahagiaku
Titik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *