Sumber Foto: republika.co.id
Oleh: Ahmad Ramzy
Aku kelana selagi penuh dosa
di jejeran muramnya kamar rumah sakit
ku terpikir dengan neraka
Aku adalah penista
jangan panggil aku suci
surga pun tak sudi ku mencari.
Dengan nasibku
aku terbuang dari
adegan-adegan teatrikal di musim hujan
Ketika ku bertanya
ke manakah aku harus pergi?
Yang ku nanti hanyalah sepi.
Betapa harumnya mawar-mawar hitam dituangkan setetes darah
dari pipihnya kening kepala.
Apabila dalam tidurku
dirajam oleh pisau, biarlah terjadi
bukanlah mengigau.
Dari api-api yang tidak akan pernah padam
Aku akan tetap menikmati jalar api yang menyelimuti seluruh tubuh dengan suka cita.
Aku tak tahu kenapa
kita dilahirkan, dan kita hidup
hanya untuk kematian.