Sumber Foto: Pinterest
Oleh: Vadhia Sukma Kennata
Tak pantas diriku bersanding denganmu, tapi aku tak menutup kemungkinan jika Tuhan ingin mempersatukan
Aku tak yakin kamu mencintaiku
Tapi dengan tegas aku diktekan,
“takdir Tuhan yang menentukan.”
Jangan risau wahai kekasih
Maaf saja jika aku tak seperti apa yang kau bayangkan
Maaf saja jika aku terlalu manja dan menuntut yang tidak ada
Maaf jika suatu saat aku merepotkanmu
Aku tidak tahu pasti kapan bertemu denganmu
Aku tidak tahu pasti bagaimana rupamu
Bagaimana suaramu
Bagaimana keimananmu
Aku benar-benar tidak tahu itu
Entah mengapa pada bab ini aku ingin menceritakan tentangmu,
Dengan lantunan surat Ar-Rahman diiring dengan sepinya malam menjelang tidurnya siang,
Di sini aku membayangkanmu,
Aku takut dan aku malu,
Aku malu tidak sesuai dengan ekspektasimu,
Aku takut jika aku tak bisa menjadi yang terbaik untukmu,
Tapi, tidak!
Aku akan berusaha untuk membaikkanmu,
Aku akan berusaha menjadi sesempurna pikirmu,
Akan aku usahakan itu,
Maaf saja jika tetap tidak sesuai ekspektasi mu
Aku tahu diriku
Aku tahu seperti apa aku
Aku tak pantas memintamu
Wahai seseorang yang ada di dalam pikiranku
Tapi bagaimana bisa aku menentang? Tuhanku,
Dia-lah yang menentukan
Pada bab ini aku ceritakan tentangmu
Yang masih menjadi bayang kelabu
Pekat dengan masa depan yang tak dapat kulihat
Pada bab ini kuceritakan tentangmu
Agar suatu saat nanti aku bisa membuka tulisan ini bersamamu
Membacakannya di depanmu
Aku ingin membacakannya padamu
Pada bab ini aku ceritakan khusus perasaanku untukmu
Aku tak tahu siapa namamu
Aku benar-benar tak tahu
Tapi pada bab ini
Khusus untukmu
Benar-benar untukmu