Puisi: Bahagialah

Sumber Foto: Pexels.com

Oleh: Aliyyah Nur ‘Aini


Sayu matanya, hilang senyumnya
Tetap berjalan, namun keliru arahnya
Termangu di setiap waktunya
Bahagia, itu cita-cita tertinggi baginya

Semuanya sama, cacat
Pernah menyesal tentang apa yang pernah diperbuat
Dan karenanya, memori semakin kalut
Seakan dikunci dengan baut

Lagi, terduduk sendiri
Sambil berharap hadirnya kekuatan dari hati
Untuk tetap ada, tidak mengakhiri
Bertahan, meski semesta tak peduli

Buka kuncinya, dobrak kurungannya
Ambil pisaunya, tikam semuanya
Sembari menangis, robeklah memorinya
Luapkan emosinya, lupakan semuanya

Semua cacat, bukan lumpuh
Semua diam, meski gemuruh
Merangkaklah, walau masih jauh
Berbahagialah, berbahagialah

Sempurna,
Setiap kita, penuh pesona
Tertawa, Bahagia
Kita semua, penuh suka cita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *