Klikdinamika.com, Salatiga – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi ekstra x mengajukan surat kepada Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama untuk membahas dugaan terkait ketidaksesuaian pelaksanaan OPAK, Rabu (7/8). Hal ini mendapat tanggapan langsung dari pihak rektorat dengan mengadakan audiensi sehari setelahnya. Audiensi bertempat di kantor Warek III dan dihadiri oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Moh. Khusen, Kasubag Kemahasiswaan Edi Kuswanto, dan Muhammad Hanif. Sedangkan dari pihak mahasiwa dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari organisasi ekstra Z (kubu kontra).
Audiensi membahas tentang keresahan organisasi Z terkait dugaan ketidaksesuaian lambang OPAK di seragam mahasiswa baru. Lambang bergambarkan tameng di sisi kanan dan kiri serta bintang diatasnya diduga menyerupai identitas salah satu organisasi ekstra. Hal ini dianggap tidak sesuai dengan Buku Panduan OPAK 2017 Bab 4 Pasal 5 tentang Larangan yang berbunyi, “Melakukan tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus dalam pengambilan kebjaksanaan organisasi intra kampus”. Apabila terbuktI, maka pelaksanaan orientasi mahasiswa baru kali ini telah melanggar fungsi, tujuan, dan target opak.
Pelaksanaan audensi berlangsung selama satu jam ini membahas tentang tindakan campur tangan kepentingan organisasi ekstra kampus dalam pengambilan kebijakan organisasi intra kampus. Pelayangan keberatan ini tentu saja bukan tanpa dasar, melainkan dengan beberapa bukti yang telah dikumpulkan.
Bukti yang diperlihatkan di dalam audiensi adalah adanya beberapa kesamaan logo dan lambang dalam kaos dan co-card. Dalam argumen perwakilan organisasi Z (kubu kontra), lambang kaos bagi peserta opak mencantumkan tameng yang serupa dengan salah satu organisasi mahasiswa. Dalam temuan lainya, pada co-card peserta opak terdapat warna-warna yang mirip dengan organisasi tertentu. Menurut mereka, temuan-temuan ini seolah seperti ada intervensi dari pihak lain yang tidak sesuai dengan pasal yang tercantum dalam buku panduan opak. Dalam kasus ini, pihak pelapor merasa seolah terjadi pembiaran dari rektorat.
Pernyataan ini tidak dibenarkan oleh pihak rektorat, karena Wakil Rektor III selaku penanggung jawab OPAK turut serta mengawal bagaimana proses OPAK berlangsung. Berdasarkan penjelasan Warek III, dalam perkara lambang baju OPAK sudah dilakukan konsultasi sebanyak 5 kali. Hasil lambang seragam Opak kali ini pun dinilai ‘baik’. Namun Warek III tetap terkejut dengan hasil desain kaos OPAK tersebut dan tetap menduga bahwa hal ini tidak ada unsur kesengajaan.
“Jadi sudah dikordinasikan pasti sudah, sudah dipantau pasti sudah tapi ada yang diluar pantauan, maka itu saya bilang ketidak sengajaan, untuk tahun depan ini sebagai bahan introspeksi bagi saya,” tutur Warek III.
Pihak lain yang hadir dalam audiensi tesebut, Muhammad Hanif, memberikan tanggapan untuk selalu berpikir posiif terhadap isu-isu yang ada di dalam Opak.
“Lambang seperti itu tidak hanya dimiliki oleh organisasi tertentu. Kepolisian juga memiliki lambang yang hampir sama dengan yang dipermaslahkan. Semua tergantung persepsi orang yang menerima,” imbuhnya.
Terkait isu ini, Presiden Mahasiswa Ahmad Wasi’ Uzzulfa, menjelaskan, “Tujuan kita tidak ada sangkut pautnya dengan kepentigan golongan tertentu. Namun menariknya, terdapat perbedaan dalam hal konsultasi dalam desain kaos. Menurut Wasi’, desain ini sudah dikonsultasikan dengan Warek III sebanyak dua kali.”
Menurutnya, setiap gambar, lambang, dan warna tertentu bisa memiliki tafsiran yang berbeda tergantung persepsi orang yang melihat gambar tersebut. Dalam penjelasanya, lambang tameng dalam kaos opak bermakna bahwa mahasiswa sebagai tameng negara dari segala sesuatu ancaman terhadap keutuhan bangsa. Dalam temuanya terdapat beberapa mahasiswa yang menolak untuk hormat pada bendera merah putih.
“Tameng disini sebagai pengingat kita bahwa kita mahasiswa IAIN harus menjaga keutuhan NKRI. Lambang bintang 9 di balik kaos opak melambangkan Wali Songo, karena lewat metode wali songo, tanah kita bisa mengenal agama Islam dengan cara yang baik. Untuk warna co-card ini sudah dirapatkan oleh Dema namun yang mengerti betul makna tersebut adalah sekertariat dari Dema. Presiden Mahasiswa pun tahu betul bahwa apabila lambang ini bisa menimbulkan pro dan kontra, akan tetapi ini semua tergantung siapa yang memaknai lambang tersebut, ” tukasnya. (Bagas/Oki/Red)
Mantab jiwa
semoga terus begini mas
Mantab , semoga kedepanya lebih baik lagi