Kisah Inspiratif Richard Montañez dari Film Flamin’ Hot: Perjalanan Hebat Seorang Office Boy Menjadi Direktur.

Sumber Foto: www.google.com

Oleh: Helmi Ammar Madjid

Ringkasan Film

Flamin’ Hot, sebuah film bergenre drama komedi-biografi Amerika Serikat tahun 2023 yang disutradarai oleh Eva Longoria. Ditulis oleh Linda Yvette Chávez dan Lewis Colick, berdasarkan kisah nyata. Film yang menceritakan tentang seorang pria yang hidupnya dipenuhi dengan permasalahan. Hingga pada suatu saat dia bekerja sebagai office boy di salah satu pabrik di California, yang kemudian merubah hidupnya perlahan menjadi lebih baik.

Film dimulai dengan seorang pria sukses kaya raya bernama Richard Montañez, yang sedang memperkenalkan bahwa orang-orang Meksiko sangat menyukai rasa pedas, kepada orang sukses lainnya. Richard juga dengan bangganya mengatakan bahwa Ia merupakan orang yang tidak berpendidikan yang bisa sukses. Tentunya perjalanan hidup Richard sampai ke titik ini tidaklah mudah. Ia rela berkali-kali berpindah pekerjaan demi tambahan uang. Mulai dari pencuri, pengedar narkoba, bahkan menjadi seorang office boy.

Kisah Richard Montañez berawal di tahun 1966. Saat dirinya masih kecil dan bekerja di sebuah kebun anggur di California, bersama ayahnya yang memiliki watak keras bernama Vancho, dan sang kakek yang sering memberikan wejangan kepadanya yaitu Abuelito. Sang ayah yang suka mabuk-mabukkan, sering memarahi Richard dan tak jarang pula memukulinya. Namun, untung sang ibu yang bernama Concha selalu membelanya. Di sekolah Richard juga bukan tergolong sebagai siswa yang cerdas. Satu-satunya hal yang bisa membuat Richard bahagia adalah berteman dengan seorang gadis bernama Judy.

Sampai suatu hari Richard membawa bekal burrito (makanan khas Meksiko) dari ibunya, yang dicicipi oleh teman sekolahnya. Hingga kemudian teman-temannya merasa ketagihan dengan burrito buatan ibunya itu. Karena memang di masa itu burrito masih belum terkenal di Amerika Serikat. Nah, di sinilah otak berbisnis Richard mulai berkembang. Ia mulai menjual burrito buatan ibunya itu ke teman sekolahnya seharga 25 sen. Hingga kemudian ia berhasil mengumpulkan uang yang sangat banyak dari hasil jualannya itu.

Richard yang sudah menjadi sultan di sekolah pun langsung membelikan banyak coklat kesukaan Judy di sebuah swalayan. Namun naasnya, ia justru ditangkap oleh polisi, karena dituduh mencuri uang untuk membeli cokelat sebanyak itu. Hal ini tak dapat dipungkiri, karena di tahun 60-an, diskriminasi dan intimidasi terhadap orang-orang Meksiko berkulit cokelat sedang marak terjadi di Amerika Serikat.

Singkat cerita, setelah menginjak dewasa, hidup Richard menjadi semakin tidak karuan. Ia benar-benar sering melakukan pencurian, mengedarkan narkoba, bahkan sampai memimpin sebuah anggota geng–yang mana Judy juga telah menjadi kekasihnya sekaligus anggota geng yang dipimpinnya. Hingga pada suatu saat, Judy mengetahui bahwa dirinya hamil. Ketika itulah dia mulai menyadari bahwa tidak mungkin sebagai calon ibu, dirinya dan Richard akan terus berkecimpung dalam dunia kriminalitas.

Setelah kejadian itu, Richard dan Judy memutuskan untuk berhenti dari ‘pekerjaan haram’ tersebut untuk memulai kehidupan yang lebih baik. Namun, masalah demi masalah mulai muncul di keluarga kecilnya, tepatnya di tahun 1982. Mulai dari biaya bulanan yang menipis, karena Judy yang hanya bekerja sebagai penjual tortilla di jalanan, dan Richard yang sudah terlalu lama menganggur. Berbagai macam pekerjaan sudah ia lamar, mulai dari pencuci piring, penjaga toko bunga, pemotong rumput dan lain-lain. Namun, tidak ada satupun yang mau menerimanya. Hingga pada akhirnya, dia bisa mendapatkan pekerjaan sebagai seorang office boy di sebuah pabrik makanan ringan yang cukup terkenal, yaitu “Frito-Lay” (Frito-Lay adalah anak perusahaan Pepsi yang memproduksi makanan ringan ternama seperti: Cheetos, Lays, dan Doritos).

Selama bekerja sebagai office boy, Richard begitu semangat melakukan pekerjaannya. Apapun yang diperintahkan oleh atasannya, Ia langsung kerjakan. Ya, tentu saja sebagai orang yang terlalu lama menganggur, mendapatkan pekerjaan baru adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagi Richard, meski hanya sebagai office boy. Tak hanya giat dalam melakukan pekerjaannya, Richard pun juga memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal baru. Banyak ilmu yang ia serap selama bekerja di sana. Bahkan, saking giatnya, Richard bisa mendapatkan apresiasi sebagai karyawan terbaik di bulan itu, berkat kerja kerasnya.

Singkat cerita, pada tahun 1992, ekonomi Amerika Serikat mengalami inflasi besar-besaran akibat kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Reagan. Richard pun sampai rela bekerja secara cuma-cuma, saking cintanya dia dengan perusahaan. Sepanjang tahun demi tahun tersebut, banyak masyarakat menjadi miskin. Perputaran uang menjadi sedikit dan tentunya perusahaan Frito-Lay juga terkena imbasnya. Penjualan mereka pun menurun secara drastis, banyak karyawan yang terkena Pemutusan Hukuman Kerja (PHK) dan perusahaan harus bersaing ketat dengan kompetitor.

Maka dari itu, sang CEO, Roger Enrico, akan membuat video motivasi yang harus didengarkan oleh seluruh karyawannya. Seluruh pekerja pun sudah muak dengan motivasi tak berarti seperti Itu, kecuali Richard yang melihatnya dengan antusias. Enrico mengatakan bahwa saat ini seluruh perekonomian di dunia termasuk pabrik tempat karyawannya bekerja sekarang sedang melalui masa sulit, namun Enrico yakin bahwa di setiap tantangan akan selalu ada peluang mendengar itu Richard pun semakin bersemangat dan dia akan mencoba berpikir seperti seorang CEO agar bisa menolong perusahaannya.

Saat itulah Richard mendapatkan sebuah ide, untuk membuat terobosan baru dari snack hasil produksi Frito-Lay, yaitu dengan membuat varian rasa pedas dalam jajanan-jajanan mereka. Richard pun menyampaikan ide nya ini kepada Enrico sang CEO. Dengan melihat semangat dan kegigihan dari Richard, Enrico pun menerima ide dan gagasan dari Richard. Alhasil, produk pedas pertama yang diproduksi Frito-Lay yaitu Cheetos Flamin’ Hot pun akhirnya dipasarkan. Dengan penjualan yang meningkat drastis, karena meledaknya produk ini di California bagian Selatan, yang pada akhirnya gagasan Richard tersebut berhasil menyelamatkan perusahaan Frito-Lay dari kebangkrutan.

Singkatnya, pada suatu hari, Richard yang sedang bekerja seperti biasa dipanggil oleh Enrico di kantornya. Saat mereka bertemu, Enrico menceritakan bahwa dulu saat ia masih kecil, ia hanyalah seorang bocah biasa yang sering bermain di tambang. Hingga dengan perjuangannya ia berhasil mencapai titik kesuksesan seperti saat ini. Enrico menceritakan itu semua karena ia melihat kegigihan dan kerja keras dari Richard, yang mengingatkan pada kisah hidup Enrico sendiri. Kemudian Richard pun diajak Enrico ke sebuah ruangan–di mana ruangan itu telah tertulis nama Richard Montañez di pintunya. Ruangan tersebut adalah ruangan direktur marketing yang Enrico berikan kepada Richard.

Pembelajaran Dari Film Flamin’ Hot

Film “Flamin’ Hot” adalah kisah inspiratif tentang perjuangan seorang Richard Montañez, sang pencetus produk “Cheetos Flamin’ Hot”, yang berjuang untuk mengubah hidupnya melalui inovasi, dedikasi, optimisme dan juga keberanian. Cerita dalam film ini menunjukkan betapa pentingnya ketekunan dan dedikasi dalam mencapai sebuah tujuan, meskipun menghadapi banyak rintangan dan juga penolakan. Seperti ketika Richard Montañez terus berjuang untuk merubah nasibnya dengan mencoba mewujudkan ide-idenya.

Film ini menggaris bawahi pentingnya untuk berpikir out of the box, dan memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru dalam menciptakan produk yang unik dan menarik bagi para konsumen. Seperti Richard Montañez berhasil mengubah industri makanan ringan dengan ide cemerlangnya. Meskipun awalnya mengalami kesulitan, kesempatan bisa datang dari perjuangan. Sang tokoh Richard Montañez menunjukkan bahwa melalui kerja keras dan tekad, seseorang dapat menciptakan peluang untuk menjadi sukses.

Film ini mengingatkan kita bahwa kesempatan bisa saja muncul dari situasi yang tidak terduga, dan tentunya, selalu bersedia untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Ketika kita berhasil dalam memanfaatkan kesempatan itu, maka kita bisa menciptakan terjadinya sebuah perubahan. Sebab, dalam menciptakan perubahan atau mencapai tujuan besar, seringkali dibutuhkan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman dan berani untuk mengambil apapun risikonya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *