Kegaduhan PBAK yang Tak Kunjung Dikonfirmasi, Sema U Gelar Hak Interpelasi dan Klarifikasi

Gelaran hak interpelasi di Aula Seminar Fakultas Dakwah (Sumber Foto: Ristia)

Klikdinamika.com– Senat Mahasiswa (Sema) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga gelar hak interpelasi dan klarifikasi atas kegaduhan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Universitas terhadap Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Universitas dan panitia PBAK di Auditorium fakultas dakwah, Kamis, (28/08/2025).

Penyerapan aspirasi mahasiswa dilakukan melalui scan barcode yang dipublikasi Sema U pada laman akun Instagramnya @senatmahasiswa-uinsalatiga pada Rabu, (27/08/2025).

Alasan dilaksanakannya kegiatan itu, karena panitia PBAK atau Dema U sebagai penanggung jawab utama kegiatan PBAK tetap diam, tidak membuka suara dalam kurun waktu lima hari pasca kegaduhan berlangsunng. Demi terjawabnya semua aspirasi mahasiswa dan menjaga marwah organisasi, maka Salman selaku ketua umum Sema U menyatakan hak interpelasinya.

“Di dalam jangka waktu lima hari ini, Dema-nya tetap gak mau bersuara, kemudian narasi-narasi di luar itu sudah semakin liar, bahkan mengancam nama UIN tercoreng. Makanya harus dipaksa melalui interpelasi,” ucapnya.

Untuk Apa Saja Biaya Rp.200.000?

Panitia PBAK memaparkan bahwa mereka mendapat dana sejumlah Rp.522.400.000, yang berasal dari 2.612 mahasiswa, dengan penjabaran realisasi dana seperti gambar diatas. Biaya tersebut digunakan penuh dalam kegiatan dua hari PBAK Universitas, dan makan peserta dalam PBAK Fakultas masing-masing.

Panitia PBAK menanggapiterkait cashback sejumlah Rp.13.115.000. Seluruh cashback telah dialokasikan dalam keperluan-keperluan mendesak pada kegiatan pagelaran mahasiswa pada hari ke-dua PBAK Universitas.

Panitia PBAK juga mengkonfirmasi bahwa seluruh dana tersebut telah habis digunakan dalam rangkaian acara PBAK tersebut. “Iyaa (red: habis), bahkan kita pun menggunakan total uang cashback yang tadi kita jelaskan dari awal. Terkait cashback dari kaos peserta, merchandise, dan makan peserta itu sendiri. Karena mungkin bisa dilihat dari pagelaran itu sendiri, di mana ada banyak item. Mungkin ini belum keseluruhan, karena yang kecil-kecil dan perintilan sebagainya itu kan ga mungkin kita carikan semuanya ya. Ini kita kalkulasikan untuk jumlah yang memang menurut kita urgensinya memang bener-bener urgen gitu loh,” tutur salah satu panitia PBAK saat di forum interpelasi pada Kamis 28 Agustus di Aula Seminar Fakultas Dakwah.

Tidak Ada Penahanan Sertifikat!

Panitia PBAK membantah adanya penahanan sertifikat saat kegiatan Muawwanah berlangsung. Panitia memperbolehkan peserta yang telah izin untuk pulang, di antanya peserta yang berasal dari pondok dan peserta yang telah dijemput orang tuanya. Kegiatan Muawwanah ini diwajibkan karena adanya pengumpulan co-card peserta.

Rizki, Ketua Dema-U menjelaskan bahwa penahanan sertifikat hanya dilakukan saat peserta tidak mengikuti rangkaian acara PBAK pada hari pertama dan kedua. Selain itu, panitia memastikan bahwa seluruhnya mendapatkan sertifikat kegiatan.

“Pada prinsipnya, kita tidak ada sama sekali penahanan terkait sertifikat PBAK. Tetapi, ketika memang ada beberapa aturan yang dilangggar, tidak mengikuti rangkaian PBAK dari hari pertama hingga kedua, kami tidak akan memberikan sertifikat,” ucapnya.

“Pasti mendapatkan sertifikat PBAK dan tidak ada penahanan seperti itu, setelah semua rangkaian PBAK pra hari pertama dan kedua, insyaallah saya berikan sertifikatnya,” lanjutnya.

Siapa Penanggung Jawab Sampah?

Menanggapi persoalan sampah yang tidak dibersihkan dan berserakan setelah kegiatan berlangsung. Rizki, menyebut pihak kampus memberikan tanggung jawab kebersihan sampah kepada Office Boy (OB). Dalam hal ini, panitia hanya bertanggung jawab pada rangkaian acara, untuk kebersihan dan keamanan merupakan tugas dan tanggung jawab pegawai kampus.

Rizki, Ketua Dema-U, menjelaskan bahwa telah melakukan beberapa kali rapat dengan pihak kampus terkait kebersihan sampah selama PBAK berlangsung.

“Terkait kebersihan, memang kami tidak dipertanggungjawabkan. Karena memang panitia disuruh fokus pada rangkaian kegiatan. Ada salah satu bukti dari kami, yaitu mbak Nurul Fitriana, dia sedang bersih-bersih, dan ternyata ada dari pihak OB yang berbicara ‘ga usah, itu biar saya saja yang membersihkan,’ itu satu bukti secara lisan,” jelasnya.

Rizki juga mengakui telah melakukan kesalahan, karena tidak membantu terlibat secara penuh, dan kurangnya pantauan terkait pengalokasian limbah sampah tersebut.

“Mengenai itu, kami sebenrnya sudah ada redaksi mengenai membersihkan audit itu. Nah, namun mungkin ini juga menjadi kesalahan kita, bahwasanya kita tidak sepenuhnya membantu OB,” lengkapnya.

5 Persoalan Inti

Dalam rangkuman aspirasi yang disampaikan mahasiswa, terdapat 5 persoalan inti. Di antaranya, minimnya koordinasi panitia, ketidaksiapan teknis dan komunikasi antara panitia dan kakak asuh, transpalansi dana, penahanan sertifikat, dan kebersihan serta pengolahan sampah pasca kegiatan PBAK Universitas.

Hasyun, anggota Dema dan anggota seksi acara, menanggapi persoalan pertama dan kedua, yakni terkait koordinasi panitia serta ketidak siapan ternis dan komunikasi. Menurutnya konsep dan rundown kegiatan mereka telah matang, namun memang ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya miskomunikasi, meliputi pemateri yang tidak tepat waktu, cuaca yang terus berganti, dan kurangnya koordinasi terkait plan selanjutnya. Dalam hal ini, panitia menyadari atas kesalahan yang telah terjadi.

“Kadang karena itu di luar prediksi, kita secara lebih tanggap harus pindah ke poin B dan seterunya. Namun akhirnya malah terjadinya miskom. Kemudian ada beberapa hal juga terkait komunikasi antara kita, panitia, sama kakak pendamping, itu memang ada beberapa hal yang miskom juga, tapi itu memang murni kesalahan kita juga, dan kita sebagai panitia sangat-sangat sadar betul terkait kesalahan kesalahan yang terjadi,” jelasnya.

Menuntut Permintaan Maaf Terbuka

Atas kesadaran kesalahan dan seluruh klarifikasi Dema U dan Panitia PBAK, Salman Ketua Sema U, memberikan 2 tuntutan terhadap keduanya. Tuntutan pertama yakni membuka komunikasi dengan mahasiswa, tidak hanya melalui satu pintu, namun semua panitia mempunyai hak otoritas untuk menjawab dan memberikan kejelasan, dan tuntutan kedua yaitu ucapan permohonan maaf kepada mahasiswa secara terbuka.

“Setelah dilaksanakannya forum interpelasi ini, kami menuntut, mahasiswa menuntut, agar Dema dan juga panitia PBAK bisa untuk mulai berkomunikasi dengan mahasiswa. Tidak harus mengandalkan admin dari akun, tidak harus. Tetapi, temen-temen di sini semuanya punya media sosial, temen-temen di sini punya peranan masing-masing, dari serangkaian kegiatan PBAK,” ujarnya.

“Maka, alangkah baiknya kami menuntut teman-temen untuk bisa meminta maaf kepada mahasiswa secara terbuka. Boleh dalam bentuk apapun. Mau dalam bentuk video, dalam bentuk apapun, silahkan. Alangkah baiknya harus tetap meminta maaf,” lanjutnya. (Aulia Ulfa/Anggi/Ristia/Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *