Oleh: Deizza (Chaqiqotun Nurul Izzah)
Kesal, marah, kecewa
Aku menjelma remahan pasir tak bernyawa
Luka mengering bersama kepedihan yang belum tuntas
Air mata tak henti-hentinya mengalir deras
Sesal menjadi detik yang membekas
Kekecewaan menghunus tepat di inti jantungku
Meringkus habis anak tawa yang mengiba
Menciderai hati yang begitu amatir memintal asa
Aku selaksa luka yang mematung
Meratapi kebisuan peristiwa dalam renung
Januari 2021