Jagad Film Festival (Sumber Foto: Aulia Eka/DinamikA).
Klikdinamika.com– Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jagad Layar Sinema (JLS) tetap menggelar Jagad Film Festival (JFF) di tengah kondisi Kota Salatiga yang kurang kondusif selepas aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu, Selasa, (2/9/2025).
Mengangkat tema “Inception” yang berarti permulaan, menandakan JFF sebagai acara festival pertama dari Jagad Layar Sinema. Amir, selaku ketua panitia JFF 2025 mengungkapkan makna dari tema tersebut.
“Inception ini bukan sekedar simbol sebuah awal acara, tetapi juga langkah berani dari kita untuk menghadirkan konsep baru di kampus sebagai festival film pertama di UIN Salatiga,” ujarnya.
Amir mengatakan, dirinya sempat panik lantaran pada H-1 acara, pihak JLS mendapati edaran berita dari pihak kampus dan pemerintah kota Salatiga mengenai masalah ini. Amir kemudian mengadakan rapat istimewa untuk membahas keberlangsungan acara ini dengan mempertimbangkan segala persiapan yang ada.
“Dari dua edaran tersebut kami langsung mengadakan rapat dadakan, membahas panitia ini besok bagaimana, dan akhirnya kita tetap kekeh mengadakan festival dengan segala resiko yang ada, karena kita sudah keluarkan banyak hal untuk festival ini, ” tegasnya.
Alfa, selaku ketua umum JLS berharap, tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan selama jalannya acara. Namun, apabila memang terjadi, Alfa akan bertanggung jawab sepenuhnya atas segala hal dan resiko yang telah atau mungkin akan timbul. Ia juga menegaskan bahwa dirinya bersama tim akan berupaya memperbaiki dampak atau akibat yang muncul. Sebagai penyelenggara pada masa kepengurusan mereka, mereka akan berusaha semaksimal mungkin agar hal tersebut jangan sampai terjadi. Tetapi jika tetap terjadi, mereka akan mencari solusi terbaik.
“Saya selaku mandor atau ketua umum akan bertanggung jawab penuh atas segala hal dan segala resiko yg telah atau akan terjadi, Apabila memang terjadi, kita cari jalan keluar. Saya akan tetap menjadi garda terdepan,” ujarnya.
Wakil rektor bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Suwardi, menyatakan permohonan maaf kepada panitia JFF karena harus membatasi jumlah peserta yang dapat hadir di festival ini dikarenakan kebijakan yang berlaku.
“Kami memohon maaf kepada panitia, untuk peserta kali ini harus dibatasi, sehingga memang pihak-pihak yang berkepentingan saja yang dapat datang terutama dengan kebijakan sekarang ini,” pungkasnya saat sambutan di panggung.
Alicia, salah satu peserta JFF mengungkapkan, kedatangannya di acara JFF ini sebenarnya dipenuhi dengan rasa was-was, karena melewati Jalan Baru (JB). Ia mengatakan bahwa orang tuanya sudah menyarankan untuk tidak ikut, namun ia tetap bersikeras mengikuti JFF ini, karena dirinya berharap mendatangi JFF dapat memberinya ilmu, pengetahuan, relasi, dan pengalaman baru.
“Pastinya ada rasa takut, soalnya kan juga lewat JB. Tadi juga sudah dikasih tahu orang tua, katanya ngga usah ikut, tapi aku tetep ngeyel kalo aku mau ikut karena pengen dapet pengalaman, relasi, dan ilmu baru yang belum pernah kudapatkan,” ungkapnya. (Red/Aulia Eka/Aya).