Islam Kiri: Revolusi adalah Sebagian dari Iman

Sumber Foto: Insistpress

Oleh: Faiz Alfa

Identitas Buku

Judul: Islam Kiri: Jalan Menuju Revolusi Sosial

Penulis: Eko Prasetyo

Penerbit: Resist Book, Yogyakarta

Tahun Terbit: 2014

Jika di Mesir ada Hassan Hanafi dengan jurnal Kiri Islam-nya (al-Yasar al-Islami), maka di Indonesia ada Eko Prasetyo dengan dua seri buku Islam Kiri-nya (al-Islam al-Yasari).

****

Umat Islam membutuhkan sintetis antara Islam dengan ideologi kiri karena satu alasan. Dua golongan ekstrim, baik komunis di sisi kiri maupun Islam fundamentalis di sisi kanan, berangkat dari keprihatinan yang sama, yaitu kebrengsekan negara dalam membangun sistem yang jauh dari nilai keadilan.

Oleh karena itu, sekarang dibutuhkan hidupnya kembali gagasan kiri yang berdampingan dengan nilai-nilai spiritual. Islam tidak digunakan sebagai embel-embel saja, melainkan sebagai jiwa dari gagasan kiri itu sendiri. Sementara itu, salah satu fungsi gagasan kiri adalah sebagai pisau analisis terhadap struktur sosial.

Tapi, saya masih merasakan kejanggalan. Secara historis, negara dengan konstitusi Islam sering mengalami perang saudara. Revolusi komunis selalu menghasilkan diktator proletar yang otoriter. Nasionalisme, yang mengklaim diri sebagai ‘moderat’, menghasilkan borjuis feodal yang kejahatannya dibalut dengan legitimasi agama. Anarkisme hanya terhenti pada aksi-aksi separatis kecil dan gagasan yang utopis. Bahkan, nasionalis fanatik akan membenarkan kolonialisme bila yang melakukan adalah negaranya sendiri.

Buku ini disebut-sebut lebih banyak memuat provokasi daripada penjelasan ilmiah. Namun, seperti yang tertulis dalam pengantar “tidak seperti seri pertama buku islam kiri, seri kedua ini tidak diberi pengantar dari akademisi ternama atau analisis ilmiah, karena penekanannya adalah tentang praktik daripada teori”.

Pembaca diajak untuk menyimak cerita-cerita revolusioner dari berbagai belahan bumi. Imam Khommeini dan Ali Syari’ati di Iran, Hasan al-Banna dan Sayyid Quthb di Mesir, Che Guevara dan Fidel Castro di Kuba, Sun Yat Sen dan Mao Zedong di Cina, Vladimir Lenin dan Joseph Stalin di Rusia, dan jangan lupakan kronik Revolusi Prancis pada penghujung abad ke-18.

Cerita revolusioner yang menarik datang dari Indonesia. Sejarah mencatat tiga percobaan revolusi Pemberontakan yakni PKI 1926, 1948, dan 1965. Pada tahun 1926, PKI dipenuhi dengan tokoh-tokoh Islam dan memiliki organisasi sayap bernama Sarekat Rakyat yang merupakan transformasi dari Sarekat Islam-Merah. Para Kiai dan haji tergabung dalam dua organisasi itu dan menggunakan komunisme sebagai ideologi perjuangan Haji Misbach contohnya.

Bagi Eko Pras, fenomena munculnya para ulama yang komunis itu wajar. Karena pada hakikatnya, Islam bersifat kiri dalam pembelaannya terhadap kaum tertindas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *