“Pendidikan strata satu adalah keinginanku saat sekolah di MAN Salatiga, taat pada orangtua dan meringankan beban mereka adalah prioritasku, tekad kuat dan usahalah caraku menggapainya,” ucap Icha.
Ketika semua mahasiswa bergegas, sibuk dengan aktivitasnya, saat itu pula penulis melihat seorang wanita berjalan tegak menuju ruang radio Masyarakat Dakwah Institut Agama Islam Negeri (MASDA IAIN) Salatiga. Icha-chan, begitulah sapaan akrab teman-teman mahasiswa kepadanya. Saat itu pula penulis bergegas menemuinya, Rabu (6/9).
Saat ini banyak siswa SMA yang melanjutkan pendidikan, tidak seperti dahulu kala yang mana untuk meneruskan pendidikan ke strata satu adalah suatu hal yang susah. Ini menandakan tingkat kesadaran masyarakat akan pendidikan semakin meningkat. Tetapi, saat ini banyak sekali mahasiswa yang mengabaikan tujuan utama kuliah; belajar. Banyak mahasiswa ke kampus hanya untuk sekedar absen tanpa tujuan belajar. Bahkan tidak sedikit yang membolos dan meminta temannya untuk mengisikan daftar hadirnya.
“Astaghfirullah… di mana banyak orang yang ingin kuliah tapi terhalang kendala ekonomi, kenapa mereka yang sudah berkesempatan untuk kuliah malah bermalas-malasan. Harusnya mereka lebih giat belajar, jika ada jam kosong mereka harus membaca materi mata kuliah yang akan datang. Kalau Cuma malas-malasan itu tidak etis sekali,” sahut Icha menanggapi peristiwa ini.
Lebih lanjut, wanita yang lahir di Kab. Semarang pada 10 Mei 1999 ini menjelaskan, dulu saat di bangku sekolah, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Salatiga, ia sangat berkeinginan untuk kuliah. Tetapi hanya bapaknya lah, Mastrak (52 tahun), yang mendukungnya, sementara ibunya, Siti Maryanah (48 tahun), tidak mendukungnya, alasannya adalah kondisi bapaknya yang sudah tua dengan profei buruh. Tetapi dengan tekad yang bulat, wanita berkacamata itupun memberanikan diri untuk ikut dalam pendaftaran di IAIN Salatiga dan ia diterima.
Icha adalah mahasiswa IAIN Salatiga yang rajin juga aktif, ini terbukti dengan pernyataan teman-teman sealmamaternya. Humaida Fatwati (20), salah satu temannya di MAN Salatiga, menuturkan bahwa Icha tidak hanya aktif tapi juga senang membantu temannya dalam proses pembelajaran dan juga ia senang untuk berdiskusi dengan teman-teman sekolahnya.
Untuk membiayai kebutuhan kuliahnya, ia berinisiatif untuk melakukan bisnis kecil-kecilan. Anak kedua dari dua saudara ini berjualan pulsa sambil kuliah. Dari hasil berjualan pulsa ini Icha dapat mencukupi kebutuhan kuliah dan kebutuhan pribadinya. Di akhir semester satu, ia mengajukan beasiswa bidikmisi -yaitu beasiswa prestasi akademik untuk mahasiswa kurang mampu- karena icha tergolong mahasiswa yang cerdas, terbukti dengan IP cumlaudenya.
Dengan menerima beasiswa ini, Icha termudahkan dalam membiayai kuliah karena tiap semesternya ia menerima bantuan dana yang cukup.Tetapi, Icha juga diharuskan untuk bermukim di salahsatu pondok di Salatiga, dan ia memilih di Ma’had Putri IAIN Salatiga yang terletak di lingkungan Kampus Dua IAIN Salatiga, di Kembang Arum.
Kegiatan kuliah dan menjadi santri di pondok tidak menjadi kendala Icha dalam berkuliah. Bahkan di sela-sela kesibukannya di semester tiga, ia memberanikan diri untuk mendaftar menjadi penyiar radio salatiga dan diterima.
Dalam semua kesibukannya ini, Icha adalah pribadi yang profesional yang tetap dapat memilih kegiatan dari prioritas utama.
“Yang pasti saya utamakan kuliah dulu, kalau saja ada jadwal kuliah yang tabrakan dengan jadwal siaran, maka aku ambil kuliah dulu lalu aku konsultasikan ke pak riyan (karyawan radio salatiga, -red) agar jadwal siaranku dirubah,” ujar penyiar berparas imut ini.
Sifat profesionalnya ini membuat mahasiswa semester lima jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam ini terbiasa hidup sehat. Dengan banyaknya kesibukan yang ia punya, mahasiswa chuby ini seakan tak punya lelah, itu semua karena ia sudah membiasakan diri mengatur waktu sehingga ia tidak perlu memaksakan diri dalam beraktivitas.
“Pendidikan strata satu adalah keinginanku saat sekolah di MAN Salatiga, taat pada orangtua dan meringankan beban mereka adalah prioritasku. Tekad kuat dan usahalah caraku menggapainya,” lanjut Icha dengan nada tegas.
Terakhir, tak lupa Icha menyampaikan kiat-kiat untuk semua para mahasiswa untuk memanfaatkan waktu luang sebaik mungkin dan semangat mengejar apa yang diinginkan. Menurutnya, suatu impian harus diraih dengan usaha maksimal juga doa. Pakailah rumus “DUIT” Doa, Usaha, Ikhtiyar dan Tawakkal.
Penulis: Sufiyan Alwi (Reporter LPMDinamikA)