Efektifkah E-Class Bagi Mahasiswa IAIN Salatiga ?

Oleh : Suprih Hartini

Pandemi Covid-19 menyebabkan aktivitas harus dilakukan di dalam rumah. Banyak lembaga yang terdampak, salah satunya dunia pendidikan. Kegiatan yang berkenaan dengan akademik maupun non akademik harus dilakukan secara daring.

Istilah daring saat ini sangat populer, sebab tak hanya kalangan akademika yang menerapkannya, berbagai pihak lembaga juga memaksakan terpaksa melakukannya, seperti dari instansi perusahaan, yang mana banyak terjadi PHK, dan work from home.

Daring sendiri merupakan media dalam jaringan yang dapat terhubung melalui jaringan internet. Setiap civitas akademik harus membuat website belajar untuk mahasiswanya guna mendukung proses pembelajaran jarak jauh.


Seperti halnya IAIN Salatiga, peguruan tinggi di Kota Salatiga ini juga membuat website resmi sebagai media belajar, yakni E-Class. E-Class merupakan website yang memiliki beberapa fitur di dalamnya.

Terdapat beberapa fitur pendukung, seperti fitur pesan, fitur ini yang biasanya digunakan mahasiswa dan dosen untuk melakukan percakapan online via teks. Kemudia disuusl fitur dokumen, fitur tersebut berfungsi untuk menggunggah dokumen, biasanya dosen mengunggah kontrak belajar melalui E-Class, mahasiswa dapat men-download nya.

Masih banyak fitur-fitur di dalamnya yang tidak bisa saya jelaskan satu-persatu. Saya sendiri merupakan seorang mahasiswa dari fakultas dakwah, yang mana harus meng-akses E-Class sebagai pengganti media pembelajaran.


Website tersebut sangat mudah untuk digunakan, kita hanya perlu mendaftar menggunakan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) dan data pribadi yang diperlukan. Selain IAIN Salatiga kampus-kampus besar juga telah menerapkan hal yang sama.

Menurut maukuliah.id beberapa kampus melakukan sistem pembelajaran campuran menggunakan daring, seperti Universitas Gadjah Mada yang menggunakan E-Learning, Universitas Indonesia menggunakan Colaborrative Learning, Universitas Diponegoro menggunakan Kul-On.

Ketiga kampus tersebut memang sejak lama telah melakukan pembelajaran secara campuran, tak heran jika sudah terlaksana dengan baik.


IAIN Salatiga memiliki beberapa fakultas, seperti fakultas dakwah, fakultas tarbiyah, dan fakultas syariah. Namun beberapa fakultas belum menerapkan atau tidak maksimal dalam penerapan E-Class seperti yang dilakukan Fakultas Dakwah.

Menurut Nurotul Istiqomah (21) Salah satu mahasiswa program studi hukum ekonomi syariah fakultas, mengatakan bahwa tak semua mahasiswa tau apa itu E-Class, sebab dirinya mengaku belum melakukan pendaftaran akun.

Fakultas syariah lebih dominan menggunakan Google Clashrroom dan WhatsApp Grup, dosen pun memberikan kebebasan untuk memilih menggunakan E-Class atau menggunakan media lainnya.


Walaupun E-Class sudah dilengkapi beberapa fitur tetap saja masih ada kekurangannya, seperti fitur mengunggah atau mengu-upload tugas, kemudian fitur pesan yang tidak memiliki riwayat pesan, sehingga ketika sudah melakukan percakapan, maka akan dengan otomatis menghilang, sehingga membuat mahasiwa tidak melihat pembahasan apa yang terjadi sebelumnya.

Tentu ini sangat membuat mahasiswa sedikit gemas. Terlebih diawal perkuliahan diharuskan menggunakan aplikasi pendukung seperti Zoom dan Google Meet. Kedua aplikasi yang sangat menguras kuota, ditambah E-Class yang membingungkan.


Sehingga hal inilah yang membuat banyak diantara mahasiswa malas untuk kuliah daring. Dari sistem kuliah daring yang belum terbentuk dengan baik membuat kebanyakan mahasiswa lebih memilih kuliah menggunakan media wahtsapp.

Selain dapat dijangkau, whatsapp juga dinilai hemat kuota. Walaupun demikian, WhatsApp belum bisa melakukan video call banyak pengguna, update terbaru hanya 8 pengguna saja dalam satu kali tatap muka.


Dengan begitu menurut penulis E-Class masih kurang efektif jika diterapkan dalam pembelajaran daring dikampus IAIN Salatiga. Sebab masih banyak pembenahan yang harus dilakukan. Juga sosialiasi mengenai website tersebut agar dikenal mahasiswa.

Mahasiswa tentu lebih suka yang hemat-hemat, sebab mereka kuliah tidak bisa bertatap muka dengan dosen, yang disisi lain juga masih harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).


Meski demikian, E-Class membuat kampus menjadi lebih baik lagi, karena itu pertanda bahwa IAIN Salatiga sudah mengambil kebijakan sebagai mana mestinya dalam mengatasi pembelajaran daring, serta guna sebagai pemutus Covid-19 akibat kuliah tatap muka ditiadakan.

Semoga kuliah daring ini segera usai, agar kita semua dapat bersua bersama-sama dalam satu bangku perkuliahan yang sangat dinantikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *