Sumber Foto: Yuli/DinamikA
Klikdinamika.com– Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Dakwah (FAKDA) UIN Salatiga menggelar panggung kolaborasi dengan tema “Collaborin Culture and Diversity” di Auditorium Student Center UIN Salatiga, tuai sanjung dan kritik, Rabu, (21/06/2023).
Panggung kolaborasi merupakan ajang unjuk bakat bagi mahasiswa FAKDA UIN Salatiga. Acara ini memiliki serangkaian pertunjukkan diantaranya, pencak silat, reog, tari, daur ulang sampah dan makeup, seminar kebudayaan, musik akustik, dance, solo vokal, stand up, secret perform, dan bazar UMKM serta guest star di akhir acara.
Ahmad Maimun, selaku Wakil Dekan I FAKDA, dalam sambutannya mengatakan bahwa panggung kolaborasi menjadi wadah bagi mahasiswa dalam berekspresi dan menyalurkan skill mereka.
“Acara ini menjadi wadah bagi mahasiswa yang memiliki skill dan menyalurkannya melalui acara ini, kemudian juga menjadi tempat bagi mahasiswa untuk berekspresi,” ujarnya.
Fitriani Ni’maturosidah selaku ketua panitia acara, menjelaskan tujuan dari acara tersebut.
“Tujuan acara ini sebagai wadah dan apresiasi dari DEMA FAKDA kepada mahasiswa yang memiliki bakat dimana mereka bisa menunjukkan dan memamerkannya,” ujarnya.
Fitriani menambahkan bahwa melalui acara ini diharapkan bakat-bakat terpendam mahasiswa bisa terlihat, sekaligus menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk mulai berkarya.
“Yang saya harapkan, melalui acara ini semoga bakat-bakat terpendam yang dimiliki mahasiswa FAKDA bisa terlihat dan menjadi motivasi untuk mahasiswa lain,” ungkapnya.
Wahyu Adi Saputro, salah satu peserta, mahasiswa Hukum Keluarga Islam (HKI), memberikan tanggapan terhadap kegiatan panggung kolaborasi tersebut.
“Tentunya asik, di satu sisi melalui acara ini, kita bisa belajar budaya Indonesia seperti, pencak silat dan reog yang tadi ditampilkan. Hal itu mampu memberi motivasi untuk generasi muda agar tetap mengembangkan budaya yang ada di Indonesia,” ujarnya.
Kemudian, di sisi lain, Muhammad Fauzan Asholehudin mahasiswa Manajemen Dakwah (MD) mengutarakan kritik dari tema seminar yang diselenggarakan.
“Temanya kebudayaan, pandangan saya lebih luas dengan tema tersebut, akan tetapi dalam pembahasannya lebih ke sosialisasi beasiswa. Itu bagus, akan tetapi pembahasannya kurang mendalam soal kebudayaannya,” ujarnya.
Kritikan lain ia sebutkan perihal tidak diundangnya seluruh UKM sebagai delegasi di acara tersebut.
“Ini kenapa UKM kampus tidak diundang di acara ini, sedangkan ada beberapa delegasi dari beberapa Ormawa lainnya,” ujarnya.
Diakhir, Fitriani, mengklarifikasi terkait tidak diundangnya seluruh UKM, dengan mengatakan bahwa surat undangan UKM sudah dipersiapkan, tetapi terjadi kesalahan dengan Kemendagri DEMA Universitas.
“Sebenarnya suratnya sudah jadi, akan tetapi jika Dema Fakultas menuju UKM harus melewati Kemendagri DEMA Universitas terlebih dahulu. Kami sempat ditegur karena belum koordinasi dengan mereka karena langsung ke UKM. Karena hal itu, undangan UKM kita cancel,” ungkapnya. (Yuli/Ramzy/red)