Sumber gambar: id.pinterest.com
Oleh: Devi Tino
Burung menyapa angin, angin berhembus tanpa arah, arah yang menunjukan bahwa perasaanku saat ini tak kunjung tenang. Ini bukan sebuah ilusi semata tetapi memang nyata. Aku selalu dibuat terheran dengan teman sekelasku. Di waktu jam istirahat, semua memegang gawainya masing-masing. Seperti temanku, ia gemar membuat sebuah vidio di salah satu aplikasi. Entah aku tidak tau aplikasi apa. Pastinya aplikasi yang sudah dipakai berjuta umat.
“Ri, lo gak mau ikutan kita gabung bikin video?” tanya Lyora sahabatku.
“Gak Ra, gue gak bisa bikin-bikin video joget kayak lo.”
“Yaelah, ini itu udah viral sampe mana-mana Ri. Bahkan luar negeri pun pakai aplikasi ini. Lo tau ga aplikasi ini?” Aku menggelengkan kepala. Faktanya memang tidak tau aplikasi apa yang digunakan di zaman sekarang.
“Masyallah Risty!! Kudet (kurang update) banget sih lo, ini itu aplikasi Tiktok. Udah banyak yang menggunakan aplikasi ini. Masa lo gak tau sih?!”
“Emang gue gak tau Ris, Tiktok? Gue taunya pilus Tictac. Enak dimakan, lah dari pada itu cuma joget. Gue bukan anak yang suka update masalah yang lagi viral apa. Tetapi gue lebih suka update tentang berita. Menambah wawasan, terus juga tau permasalahan di negara kita itu apa,” jelasku pada Lyora. Teman disampingku menatap seperti tidak suka, karena ia seorang yang sangat aktif dalam bermedia sosial.
“Iya, gue emang tau kalo lo lebih suka baca berita daripada mikirin apa yang lagi viral di media sosial.”
“Nah, itu tau. Gue sebenernya aktif di media sosial gue. Tapi isinya ya tentang berita-berita. Semisal gue diracuni Tiktok, maybe gak bisa teracuni sih.”
“Semerdeka lo aja deh!! Gue saranin lo juga harus mengikuti perkembangan zaman sekarang, Ri. Kalau begitu lo bisa disebut Kudet (Kurang Update) padahal lo emang aktif di media sosial. Tapi isinya ya itu-itu aja. Coba lo perluas, asal penggunaan bermedia sosialnya yang baik.”
Aku hanya menganggukan kepala. Lyora memang ada betulnya. Secara pribadi aku kurang tertarik dengan aplikasi yang dipakai Lyora untuk berjoget mengikuti intruksi lagu didalamnya.
***
“Awhhh…“
“M-maaf, gue gak sengaja. Sekali lagi maaf,” ucap laki-laki berkacamata. Siluet wajahnya terlihat sangat tampan, sampai bola mataku tidak bisa beralih darinya. Pertemuan yang sungguh singkat namun tidak ada artinya.
Aku tipe orang yang susah berteman dengan teman di sekolahan, kecuali Lyodra. Aku Risty Adrina Farahtika, dikenal sebagai cewek cuek, cantik, bodoamat dengan keadaan tapi tetap memperhatikan lingkungan sekitar. Ia juga mempunyai lesung pipi dikedua pipinya, menambah kesan manis bukan? Aku tidak pernah membanggakan diriku secara fisik kepada semua orang, karena itu aku bersikap cuek kesemua teman. Bahkan aku di juluki sebagai ‘Snow Girl’ di SMA Taruna Bangsa.
“H-hai Kak, boleh kita kenalan?” tanya adek kelas berambut seperti dora.
“Hmm,” jawabku singkat.
“Nama aku Jessica Kak, salam kenal. Aku satu organisasi juga loh sama Kakak. Tapi Kakak gak pernah bergabung dengan kita.”
“Iya terus masalah? Ini hidup gue, lo gak usah ngatur. Biar gue yang ngejalani hidup gue mau seperti apa,” jawabku dalam keadaan kesal. Sungguh kesal setiap ada orang yang ingin berkenalan, pasti ujung-ujungnya mengomentari.
“Bukannya aku mengurusi kehidupan Kakak… Tapi yang aku liat Kakak juga kurang pergaulan. Pasti setiap aku lihat Kakak selalu bersama Kak Lyodra atau terkadang sedirian dipojokan kantin.” Aku memutar bola mataku malas. Seperti ceramah saja. Aku memang aneh, Kudet! Kuper! Apalagi? Semuanya pasti mengomentari. Bukannya aku tidak ingin bergaul dengan yang lain, aku hanya berfikiran negatif kepada teman yang ingin mengajakku berkenalan.
“Pantesan Kakak dijuluki sebagai ‘Snow Girl’ ternyata benar dugaan aku. Yasudah aku pamit ya Kak, jangan dingin-dingin Kak! Coba bergaul dengan yang lain, pasti seru Kak. Asal jangan salah pilih teman yang bisa menjerumus ke pergaulan bebas.”
“Iya, gue juga taulah. Gak mungkin gue nyari temen yang bisa menjerumus ke pergaulan bebas. Lo tau kan pergaulan bebas di Jakarta kayak apa?”
“Jangankan Jakarta Kak, disetiap Kota bahkan negara pergaulan bebas banyak dan itu salah satu masalah yang paling ditakuti bagi para orang tua pada anak mereka.”
“Iya, karena itu gue kurang pergaulan. Gue takut gak bisa pilih teman yang baik. Gue cuek, dingin itu buat ngejaga gue dari hal yang berujung ke pergaulan bebas.”
“Iya aku tau Kakak, tapi Kakak harus coba ubah mindset Kakak. Jangan berfikir begitu,” ucap Jessica. Aku sedikit tertohok dengan ucapannya.
***
Aku masih berfikir tentang apa yang dibicarakan Lyodra dan Jessica. Ada benarnya juga aku harus mengikuti arus perkembangan zaman sekarang tentang sebuah aplikasi, supaya tidak dikata ‘Kudet’. Tiga hari lalu, saat pertemuanku dengan Jessica di koridor sekolahan perkataannya membuat aku berfikir kembali. Tanpa teman, kerabat terdekat akan susah. Pergaulan kita hanya fokus terhadap satu hal saja, karena itu aku disebut ‘Kuper’.
Aku penasaran aplikasi yang sedang viral sekarang. Aku mulai menginstal di gawaiku. Setelah terpasang aku mulai menonton beberapa video. Hampir setengah jam aku menatap gawaiku. Ternyata sangat menghibur, bahkan aplikasi ini bisa menghasilkan uang. Dari beberapa artikel yang aku baca Tiktok bisa menghasilkan uang. Entah itu benar atau tipu saja. Bermedia social lah yang baik, serta harus bijak dalam penggunannya. ***