JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA: “LOVE FOR ALL HATRED FOR NONE (LFAHFN)”

Seminar FUADAH
Seminar FUADAH
Seminar FUADAH
Salatiga- LFAHFN adalah slogan yang mengandung makna Islam mengajarkan kesetaraan kepada siapapun; mengajarkan hidup dengan penuh cinta, kasih sayang, dan kerendahan hati; serta menolak segala bentuk kekerasan. Slogan tersebut merupakan pengutaraan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) dalam Seminar Nasional Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora (FUADAH) dengan tema “Khilafah : Tinjauan Syariah dan Akidah” pada rabu (25/5) di Auditorium kampus 2 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Acara tersebut dihadiri oleh wakil walikota salatiga, Muh Haris dan Rektor IAIN Salatiga Rahmat Hariyadi, serta 220 peserta. Seminar kali ini mengundang JAI sebagai narasumber untuk mengklarifikasi bagaimana konsep pemahaman agama mereka.
H.M Syaeful ‘uyun seorang Mubalig JAI menuturkan bahwa dalam konsep agama mereka menafsirkan ayat “Khotamun-nabiyyin” salah satunya berarti  pembuka pintu kenabian  Dhilly, yaitu nabi yang menjadi nabi setelah dirinya meleburkan diri (fana dalam tasawuf) kepada Nabi Muhammad SAW sehingga ia menjadi Dhil (bayangan), Nabi Muhammad saw. Ia juga menambahkan untuk menjadikan perbedaan sebagai khasanah pengetahuan, jangan dijadikan pertentangan.
Zuhairi Misrawi, seorang direktur moderat muslim society Jakarta sekaligus intelektual muda Nahdatul Ulama (NU) yang telah bersinggungan langsung dengan JAI menuturkan,” dalam NU, yang dianggap Nabi Dhilly (nabi bayangan) oleh Ahmadiyah adalah Wali”.
Ia menawarkan solusi dari salah satunya yaitu penghargaan pada persamaan dan perbedaan, serta merayakan kemajemukan (Value and Celebrating).
Dalam seminar nasional ini juga dihadiri oleh jamaah Majelis Tafsir Al-qur’an (MTA) dari Salatiga dan Solo. MK Ridwan (21) selaku ketua panitia menuturkan,” tujuan umum dari seminar ini membangun  toleransi antar umat beragama, lebih memahami keberagaman dalam Islam , mencoba memotret konsep Khilafah menurut Ahmadiyah ditinjau dari syariah dan aqidah nanti diharapkan akan terbangun komunikasi yang baik antara FUADAH dan Ahmadiyah  dalam menyikapi berbagai problematika umat”.
(Zam/Crew_)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *