Momen penyebaran propaganda oleh PMMI Salatiga di lampu merah STIE AMA. (Sumber Foto: Mada/DinamikA)
Klikdinamika.com–Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Salatiga tidak terlibat dalam aksi demo di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Mereka memilih fokus melakukan aksi propaganda di berbagai titik lampu merah di Salatiga, Senin (26/8/2024).
Diketahui, pada saat yang sama, Aliansi Salatiga Bergerak menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Salatiga. Aksi tersebut digelar untuk menyuarakan kemuakan terhadap rencana Revisi Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan melayangkan tuntutan isu-isu regional.
Aksi yang diinisiasi oleh 11 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) itu di antaranya adalah: Front Perjuangan Pemuda Indonesia (FPPI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (LK FH UKSW), Forum Persaudaraan Mahasiswa Islam Timur (FPMIT), Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), dan Solidaritas Mahasiswa Untuk Demokrasi (SMUD). Lihat berita sebelumnya: Aliansi Salatiga Bergerak Menang, Pihak DPRD Tandatangani Gugatan Massa Aksi
Dari kesebelasan OKP tersebut, PMII Cabang Salatiga menggelar aksi terpisah, dengan melakukan propaganda ke masyarakat umum. Dinar, Wakil Kepala (Waka) Eksternal PC PMII menyatakan tujuannya terkait strategi propaganda ini.
“Ada beberapa tujuan strategi propaganda penyebaran. Salah satunya karena memang ada berbagai tuntutan. Kita juga memakai tuntutan-tuntutan teman-teman Cipayung. Yang jelas, perihal putusan dan menindak putusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk segera mengesahkan peraturan untuk Pilkada. Sementara, kemarin sudah disahkan oleh negara kita, tugas kita hari ini mengawal,” tegasnya.
Dinar melanjutkan bahwa aksi mereka mendapatkan respon dari masyarakat, baik itu yang pro pemerintah maupun kontra.
“Titik-titik yang dilakukan riset ada 4 kecamatan dan mendapatkan respon yang bagus dari masyarakat. Ya, banyak yang lebih pro pemerintahan hari ini dan ada juga kontra. Untuk hari ini pun kita benar benar mensosialisasikan apa yang menjadi keresahan, kemudian kita juga memberi tahu bahwa ini, loh, Indonesia sedang tidak baik baik saja,” jelasnya.
Dirinya juga mengungkapkan alasannya kenapa PMII tidak terlibat dalam aksi demo di DPRD bersama OKP lain yang ada di Salatiga.
“Jadi, kita sistemnya memang biar saling melengkapi aja. Jadi, teman-teman Cipayung sasarannya ke DPR atau pemerintahan. Kita saling melengkapi, visi kita sama. Katakanlah bahasa bodohnya ketika kita sering kali demo, banyak masyarakat mempertanyakan apa yang didemo? Nah, salah satu solusinya kita terjun dulu. Ketika besok DPR cawe-cawe, bisa jadi kita turun aksi demo, jadi kita mendukung penuh aliansi gerakan eksternal di Salatiga. Kita mendukung dengan cara lain,” ungkapnya.
Aksi propaganda tersebut dilakukan di lima titik lampu merah kota Salatiga, dengan penyebaran masing-masing rayon di titik yang berbeda-beda.
“Kalau titik-titik penyebaran di PMII Salatiga, hari ini kita aksi propaganda di 5 titik terdiri dari lampu merah-lampu merah di Salatiga, meliputi: Rayon Syariah di Bangjo Pasar Sapi; kemudian dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) di Kecandran; Fakultas Dakwah di lampu merah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ama; kemudian lampu merah ABC itu ada teman-teman komisariat cabang, dan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (Fuadah) di Bangjo Grogol. Sementara itu, dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), karena teman-teman banyak agenda, jadi tidak ikut, tapi tetap ikut kajian,” ucapnya saat diwawancarai oleh reporter Klikdinamika.com. (Madjid/Joysi/red)