Puisi: Sekat?

Oleh: Merinda Eka Cahyani

Secangkir kopi tak beraroma. Hambar

Pahit hingga ke dasar

Ada rasa yang terkapar

Di sudut hati yang lapar

 

Hitamnya tak sepekat malam lalu

Saat bisikmu membungkam sembilu

Tawamu menikam pilu

Dan telapakmu menangkup risau

 

Aroma ampasnya menyeruak

Serupa angan yang merebak

Berharap hadirnya tepis sesak

Tapi, kita telah kalah telak

 

Cangkir itu terpisah dari kopinya

Aku dan kau bukan lagi kita

Asing, tak lagi bersapa

Jauh, enggan bersua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *