Puisi: Konklusi: Melankolia (III)

Sumber Foto: Wikipedia.com

Oleh: De Fleur


Saat aku ikut menjabat diam
Semua menjadi semakin sunyi
Dan diammu, tentu merajalela

Saat kita semakin tersiksa
Ribu tanya menerjang menjadi-jadi

Kubiarkan
Kumenang
Kaumenang
Kumenantang
Kaumenerjang
Tak kusangka
Kulepaskan
Kaulepaskan

Kubiar kau dengan sepimu
Kubiar aku dengan sunyiku
Kita menentang kedegilan

Pada akhirnya luka semakin menganga
Tak bermakna puitis
Barah ditumbuk bertalu-talu
Kini diam juga milikku
Baru setahun tapi sudah datang udara bertuba

Mendongaklah
Mari kita berpisah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *