Sumber foto: Alayya/DinamikA
Klikdinamika.com– pelepasan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) perdana setelah resmi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, diberangkatkan ke Kabupaten Temanggung. Yang dipimpin oleh Muhammad Saerozi di halaman gedung Hasyim Ashari UIN Salatiga, Kamis (12/01/23).
Dari total 3.217 mahasiswa peserta KKN, 667 mahasiswa diberangkatkan ke Kabupaten Temanggung. Pelaksanaan KKN di Kabupaten Temanggung dibagi menjadi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Pringsurat sebanyak 227 mahasiswa, Kecamatan Kranggan sebanyak 218 mahasiswa, dan Kecamatan Tembarak sebanyak 222 mahasiswa. Pelaksanaan KKN di Kabupaten Temanggung dimulai dari 12 januari 2023 hingga 45 hari kedepan.
Wakil Rektor I berpesan kepada mahasiswa peserta KKN agar selalu menjaga keselamatan, berangkat utuh, pulang utuh.
“Saya berdoa anda semuanya selamat dalam perjalanan maupun dalam pelaksanaan, panjang usia, bermanfaat bagi masyarakat, berangkat genap, pulang genap; 667 berangkat, 667 pulang,” ujar beliau dalam sambutannya.
Beliau menegaskan tujuan diadakanya KKN ke Kabupaten Temanggung untuk belajar serta menjadi solusi untuk sebagian masalah masyarakat.
“Bukan membawa masalah ke masyarakat dan bukan menjadi bagian dari masalah masyarakat atau menambah masalah masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu Hammam, selaku ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Salatiga, berpesan bahwa kesehatan dan keselamatan adalah yang utama.
“Ini tentu safety first, jadi keamanan yang menjadi prioritas. Kalau sudah aman, yang kedua adalah sehat. Dengan begitu program kerja bisa terlaksana dengan baik,” tuturnya saat diwawancarai reporter klikdinamika.com.
Nela, mahasiswi Hukum Tata Negara sekaligus salah satu peserta KKN mengungkapkan harapannya pada kegiatan KKN kali ini.
“Semoga kita semakin punya jiwa sosialisasi pada masyarakat dan mengembangkan jiwa peduli sosial,” ucapnya.
Di akhir Hammam menambahkan harapannya untuk KKN kali ini sesuai dengan tema yang diangkat yaitu Moderasi Beragama.
“Mahasiswa diharapkan dapat mengimplementasikan sikap moderasi beragama seperti tawasut, toleransi, adil, dan I’tidal. Nilai-nilai moderasi beragama dapat dikembangkan dengan program-program yang nyata di masyarakat,” akhirnya. (Winda/Alayya/Ana/red)