Salatiga, Panitia Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Fakultas Dakwah mengagendakan materi “Pergerakan Mahasiswa sebagai Agen Perubahan” yang menghadirkan organisasi mahasiswa Islam ektra kampus. Pemateri yang hadir diantaranya para ketua cabang dari organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Meskipun mengetahui bahwa ada peraturan yang melarang organisasi Islam ekstra kampus memasuki lingkungan kampus, panitia tetap menghadirkan mereka di tengah acara OPAK Fakultas Dakwah. Panitia mengatakan bahwa ini adalah intruksi dari dekanat Fakultas Dakwah untuk diagendakan materi tentang pengenalan organisasi Islam ektra kampus. Dekanat juga siap melindungi dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang mungkin terjadi.
Wassi’ (21) selaku Ketua Panitia OPAK Fakultas Dakwah menjelaskan, “Dari pihak panitia membatasi kapasitas pemateri agar tidak berlanjut pada ranah promosi organisasi. Tujuan kami hanya ingin memperkenalkan kepada mahasiswa baru, tidak lebih.”
Namun pengenalan organisasi tersebut tidak menghadirkan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) yang notabenenya merupakan salah satu organisasi Islam ekstra kampus.
“KAMMI tidak dihadirkan karena masih tingkat komisariat Salatiga dan cabangnya ada di Semarang, bukan di sini. Sedangkan yang diminta dekanat adalah yang cabangnya ada di Salatiga,” ujar Wassi’.
Hade Hilma (22), salah satu anggota KAMMI menuturkan, “KAMMI memang masih dalam tingkatan komsat di Salatiga, namun KAMMI tetap menjadi salah satu organisasi Islam ekstra kampus.”
Vina Amelia Saputri (17), salah seorang peserta OPAK Fakultas Dakwah mengungkapkan, “Tadinya saya kira cuma tamu atau alumni yang memberi informasi. Saya juga tidak memperhatikan persisi materi yang diberikan. Tapi, yang saya tangkap hanya sebatas memperkenalkan organisasi dan menjelaskan tentang agen perubahan.”
(Alvina Fitria/Red_)
