Sumber Foto: Panitia Penyelenggara
klikdinamika.com– Fakda Firm gelar acara nonton bareng (nobar) dan diskusi film dokumenter berjudul “Nisan Tanpa Keadilan” untuk memperingati setahun tragedi Kanjuruhan di Cafe Ben Kemebul, Jum’at (20/10/2023).
Kegiatan ini diikuti sekitar 70 peserta yang terdiri dari mahasiswa, aliansi suporter dan masyarakat sekitar Salatiga.
Ahmad Yani Halhas selaku panitia penyelenggara, menjelaskan tujuan kegiatan ini untuk merangkul suporter dan menyuarakan ketidakadilan Tragedi Kanjuruhan.
“Ya, tujuan dari kegiatan ini untuk merangkul suporter dan menyuarakan ketidakadilan Tragedi Kanjuruhan setahun yang lalu,” ucap Halhas.
Menanggapi kegiatan tersebut, Adi Limantoro selaku Ketua Umum Salatiga Fans, mengatakan bahwa acara ini bagus karena mengungkap kasus-kasus besar yang belum mendapatkan keadilan.
“Banyak organisasi mahasiswa lain di Salatiga yang lupa dengan kasus ini, tapi untuk Fakda Firm masih mengingat, yang berarti suatu barometer bahwa mahasiswa UIN Salatiga selalu ingat kasus-kasus besar yang belum terungkap, keadilan ini bukan hanya keadilan untuk suporter tapi ini keadilan untuk rakyat,” ungkapnya panjang.
Selain itu, Halhas mengungkapkan bahwa hari ini UIN Salatiga masih acuh tak acuh dengan isu seperti ini.
“Hari ini UIN itu sangat acuh tak acuh dengan isu kayak gini, kita dari Komunitas Kolektifa Fakultas Dakwah ingin mereka ter edukasi lewat film ini, karna banyak kecacatan hukum, sop tentang polisi yang menembakan gas air mata dan PSSI sebagai induk organisasi sepak bola yang masih kurang,” jelasnya.
Michael salah satu peserta dari Jak Kampus Salatiga, juga turut menanggapi acara ini dikarenakan salah satu mimbar akademik bagi mahasiswa.
“Ini acaranya bagus, untuk mahasiswa mungkin salah satu mimbar akademik, tapi kali ini bukan bicara akademik, tapi bicara tentang kemanusiaan, buat saya ini hal-hal yang memang harus ada. Sebagai mahasiswa dituntut untuk vokal juga terhadap hal-hal di luar akademik contohnya hal ini,” ujarnya saat diwawancarai reporter Klik.DinamikA
Ia menambahkan bahwa Tragedi Kanjuruhan bukan tragedi yang biasa karena melibatkan nyawa.
“Bukan karena nyawanya banyak, nyawa satu juga bukan tragedi yang biasa. Jadi titik fokus kita di sini, bagaimana cara dari tim keamanan untuk mengamankan kondisi yang tidak kondusif ini dan harusnya jadi tugas terkhususnya untuk pihak keamanan karena yang diarahkan mengamankan pertandingan,” tambah Michael.
Di akhir, Michael mengatakan, harapannya untuk aparat dan supporter harus lebih serius dan dewasa dalam hal ini.
“Aparat/negara harus lebih serius dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan HAM, sebanyak apapun jumlah dari korbannya aparat dan negara harus lebih serius. Dan untuk suporter semoga menjadi dewasa melalui kejadian ini, jika di dalam stadion ada rivalitas tidak apa-apa, tapi kalo sudah di luar kita saudara,” harapnya. (Parid/Anna/red)