Para peserta dari berbagai kalangan yang mengikuti Walking Tour (Sumber Foto: Azizi/DinamikA).
Klikdinamika.com– Komunitas Mlaku Magelang adakan Walking Tour bertajuk “Sigaren Fabriek Ko Kwat Ie en Zonen” di kawasan pecinan Kota Magelang dan dikuti sekitar 30-40 peserta dari berbagai kalangan pada Minggu, (25/8/2024).
Kegiatan ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB dan bertempat di Alun-Alun Kota Magelang sebagai titik kumpul, sekaligus sebagai pemaparan pertama sejarah di sekitar Alun-Alun Kota Magelang. Kemudian, acara dilanjutkan dengan kegiatan menyusuri beberapa tempat bersejarah seperti Loseman, Pasar Ngaseman, hingga Pabrik Cerutu Ko Kwat Ie en Zonen sebagai tujuan utama.
Candra Gusta Wispradana, pendiri komunitas ini, mengungkap alasan kegiatan ini diadakan.
“Teman saya, mas Erwin buka seperti ini juga namanya Jogja Walking Tour. Terus saya diminta untuk bikin di Magelang,” ujar Gusta.
Gusta menjelaskan bahwa kegiatan ini awalnya diadakan dua kali dalam satu bulan. Kemudian, sekarang menjadi satu minggu sekali dan sudah berjalan semenjak era pandemi.
“Kita mulai pas Covid 2021 atau 2022. Dulu, awalnya sebulan dua kali, terus semakin ke sini, ya, paling tidak seminggu sekali,” tambah Gusta.
Selanjutnya, Gusta juga menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar tour di setiap akhir pekan. Namun, juga membuka kolaborasi dengan berbagai komunitas, sekolah hingga museum dan kampus dari kota lain. Terakhir, Gusta berharap agar kegiatan ini semakin banyak diadakan.
“Semoga semakin banyak (red: kegiatan Walking Tour) dan dengan adanya ini, agar kecintaan terhadap sejarah lokal itu tumbuh” tutup Gusta.
Selain itu, Vey, salah satu peserta, mengungkap alasan mengikuti kegiatan ini, agar menambah teman dan mengenal lebih dekat Kota Magelang.
“Mungkin biar banyak teman dan lebih tahu daerah Magelang,” ujar Vey.
Hal senada juga disampaikan peserta lain, Kirana Bethari, yang merasa senang karena bisa mengenal lebih dalam setiap sudut Kota Magelang.
“Kesanku sangat happy, karena lebih kenal sama kota yang selama ini aku tinggali (red: Kota Magelang),” ujar Kirana.
Kirana juga berpesan agar di tour selanjutnya bisa menggunakan dresscode batik atau kain, sebagai tanda nguri-nguri kebudayaan Magelang.
“Pesannya, mungkin lebih seru kalau di tour selanjutnya bisa ada dresscode batik atau kain, supaya lebih nguri-nguri kebudayaan Magelang,” tutup Kirana. (Fakhrul/Azizi/red)