Sumber Foto: Ririn/DinamikA
Klikdinamika.com– Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Salatiga menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada semester genap Tahun Akademik 2022/2023. KKN kali ini alami kendala terkait kuota peserta, Minggu (13/11/2022).
Jaka Siswanto, selaku pihak LP2M menerangkan, sempat ada kendala berkaitan dengan kuota peserta KKN yang mana terdapat kurang lebih 350 mahasiswa yang kehabisan kuota, namun telah terselesaikan.
“Permasalahan terkait mahasiswa yang tidak kebagian kuota telah selesai dan sudah ada dalam perhitungan kami. Kuota susulan telah diumumkan pada pengumuman kedua,” jelasnya ketika dijumpai di ruang LP2M.
Untuk memenuhi kekurangan kuota, LP2M membuat kebijakan dengan menambah 4 desa serta 3 anggota di setiap kelompok.
“Estimasi terakhir dengan penambahan kuota tiap desa dan lokasi KKN terhitung kurang lebih sekitar 350 mahasiswa. Kami tambahkan 4 desa dan 3 orang di setiap posko,” lanjutnya.
Kemudian, Jaka juga memberitahukan jumlah dari mahasiswa yang akan mengikuti KKN.
“Kuota yang sudah kami data berdasar informasi dari kemahasiswaan ada sebanyak 3.284 mahasiswa semester 7,” jelasnya.
Mengenai dengan kriteria yang mengikuti KKN, Jaka menjelaskan untuk mengikuti KKN harus memenuhi variabel yang ditetapkan.
“Jika bicara data semester 7 maka ada banyak variabel yang bisa kita lihat; Pertama, masih banyak tanggungan mata kuliah yang belum selesai dibuktikan dengan jumlah SKS yang kurang dari 100. Kedua, berkaitan dengan tidak terpenuhinya standar IP yang kami tetapkan yakni minimal 2.5,” paparnya.
Sehingga dari variabel tersebut terbagi menjadi dua data, yang telah tertampung dan yang terpending.
“Dari 3.284 kami mengambil 10% untuk pending, sehingga kami hanya menyediakan kuota bagi 2.900 mahasiswa,” sambungnya.
Jaka juga menjelaskan bahwa KKN kali ini ada ada 2 macam, yakni KKN reguler dan KKN mandiri. Pelaksanaan KKN reguler dan mandiri berlangsung dalam waktu yang berbeda.
“Untuk KKN reguler, kegiatan di lapangan akan dimulai dari pertengahan Januari sampai dengan akhir Februari. Sedangkan yang mandiri perkiraan di bulan Juni sampai Juli atau Juli sampai Agustus, menyesuaikan pada kondisi,” jelas Jaka.
Adapun untuk KKN mandiri sendiri diperuntukkan bagi mahasiswa yang belum memenuhi kriteria atau mahasiswa yang memang dalam kondisi yang tidak memungkinkan.
“Sebenernya KKN mandiri diperuntukkan bagi mahasiswa yang kekurangan, baik kekurangan Indeks Prestasi (IP), Satuan Kredit Semester (SKS), kesehatan, dan semacamnya,” ujarnya.
Muhamad Riki, mahasiswa semester 7 prodi Hukum Ekomomi Syariah (HES), selaku peserta KKN berpesan agar informasi yang diberikan kedepannya lebih jelas, khususnya perihal waktu penginputan KKN.
“Tidak adanya informasi jam di dalam surat edaran yang mengakibatkan mahasiswa bertanya-tanya,” ujarnya.
Lanjutnya, ia mewakili perasaan mahasiswa lain yang merasa kurang senang dengan apa yang dilakukan oleh LP2M.
“Kemudian banyak broadcast yang mengatakan bahwa pendaftaran dilakukan dini hari membuat beberapa mahasiswa seperti kurang percaya maupun kesal, begitupun dengan server yang down karena banyaknya mahasiswa yang akses secara bersamaan,” ungkapnya.
Mahasiswa KPI, Hafidzin sempat kehabisan kuota lokasi KKN, ia berpesan agar akses segala informasi yang berkaitan dengan kampus perlu ditingkatkan agar menjadi lebih mudah.
“Lebih ditingkatkan lagi kinerjanya agar kejadian kurang kuota seperti kemarin tidak terulang lagi, sistem pendaftarannya ditata ulang lagi supaya tidak terjadi pembludakan mahasiwa satu prodi yang berkumpul dalam satu lingkup desa atau kecamatan yang sama semua,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa informasi terkait dengan kampus harus dioptimalkan agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam mengetahui informasi.
“Semua informasi yang berhubungan dengan kampus itu bisa dapat lebih mudah untuk diakses mahasiswa supaya para mahasiwa tidak mengalami kudet dalam mendapat informasi yang ada,” pungkasnya. (Ririn/Ramzy/red)