Kejutan dari Gubernurku

Doc. Dinamika
Doc. Dinamika
Doc. Dinamika
Doc. Dinamika
Doc. Dinamika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswan (PBAK) 2018 IAIN Salatiga dihadiri Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, pada Rabu (8/8). Acara yang berlangsung di Kampus Terpadu ini menciptakan kejutan yang luar biasa. Tak banyak yang tahu jika Ganjar, panggilan akrabnya bakal hadir untuk memberikan pengetahuan dan motivasi kepada mahasiswa baru.

Dalam program Ganjar Mengajar ini, ia menyampaikan berbagai pesan dalam menjadi mahasiswa. Tak peduli menempuh pendidikan dimana, asal mau belajar sungguh-sungguh pastilah akan sukses. Ia mengatakan tidak ada ruginya sekolah di IAIN Salatiga, tempat yang toleran dan asri.

“Kalian harus bangga, karena di Salatiga ini adalah kota yang sangat toleransi, tidak peduli apapun agamanya, darimana asalnya, dan dari suku apa, semua menjadi satu dalam persatuan. Sekolah di IAIN tidak perlu khawatir, banyak alumni yang berhasil, kalian bisa menjadi menteri, guru, atau profesi yang lain,” ujarnya membara.

Selain memotivasi Mahasiswa Baru (Maba), ia juga menyampaikan tentang perubahan peradaban dari Jaman Old menjadi Jaman Now. Dimana hal tersebut erat keitannya dengan penggunaan teknologi informasi seperti handphone.

“Pada era sekarang, kita disuguhkan pada perubahan peradaban serta teknologi luar biasa yang memaksa kita untuk mengonsumsi itu. Suka tidak suka, mau tidak mau, termasuk saya sendiri. Waktu itu saya guyonan dengan Habib Syeikh, awake dewe saiki bergantung semua dengan HP, termasuk kulo. Maka kita harus memandang sesuatu harus dijaga dengan baik. Sekarang ini nulis karya ilmiah nyari refernsi di google, wikipedia, bukan dari buku. Mereka maunya menulis dengan sumber yang instan,” paparnya lagi.

Ia menambahkan, jika pepatah dulu mengatakan mulutmu harimaumu, kini berubah menjadi jarimu harimaumu. Apa yang dilakukan dengan media sosial banyak yang tidak sesuai dengan aturan, bullying, video-video aneh bermunculan.

“Albert Einstein pernah mengatakan, yang saya takutkan terhadap peradaban ini dan teknologi adalah sutu ketika dia menguasai kamu. Sebagai manusia kitalah yang harus menguasai, bukan kebalikannya. Anda boleh menciptakan nuklir tapi jika untuk pertanian, kesehatan, itu akan bermanfaat bagi manusia. Akan tetapi jika diperuntukkan untuk bom, maka derita yang akan diterima,” katanya mantap.

Tak hanya berbicara teknologi, ia juga menyinggung pentingnya membangun moral integritas. Ia menungkapkan, jika ingin menjadi guru sejak saat ini haruslah mendorong diri untuk memiliki mental moral berintegritas yang baik. Hal tersebut bertujuan agar dapat mengarahkan siswa ke jalan yang baik dan benar. “Jangan pernah merasa tidak bisa, tapi juga jangan merasa sok bisa. Tapi kita bisa selalu merasa perlu belajar terus menerus, lagi dan lagi, tidak berhenti dengan cara berpikir positif,” katanya penuh semangat.

Anninfaluadin Asaari, Maba jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) mengungkapkan kebahagiaanya dapat bertemu dengan Ganjar. “Kesannya seneng ya, gak nyangka kok bisa dapat laptop. Maknanya dari PBAK ini kita harus pandai-pandai bersosialisasi, harus pandai bergaul. Jangan pernah menutup diri dengan lingkungan sekitar, jikalau kita tidak membuka diri kita akan terpengaruh oleh paham islam yang radikal,” sambungnya. (Ida Fadilah/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *