Gedung perkuliahan Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (Sumber Foto: Arsip DinamikA)
Klikdinamika.com–Pendistribusian jas almamater mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (Fuadah) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga terlambat dari yang telah dijadwalkan sebelumnya dan baru mulai didistribusikan pada hari Rabu hingga Sabtu (29/3/2024).
Menurut pernyataan Muhammad Roisul Muttaqin selaku ketua Senat Mahasiswa (Sema) Fuadah, dirinya menyampaikan bahwa pendistribusian jas almamater dilakukan di Gedung D Kampus 2.
“Tempatnya sesuai yang kita lakukan tadi yaitu di D1, tanggalnya 27-29 Maret,” tuturnya.
Rois juga menambahkan keterlambatan pembagian jas almamater dikarenakan kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) di bagian pendistribusian. Sehingga, Sema dan Dema turut membantu dalam pendistribusian jas almamater tersebut.
“Ketika dikomunasikan lagi kata pihak akademik, mereka bilang, “orang yang mendistribusikan tidak ada”. Lalu kami mengkomunikasikan lagi dengan Sema U dan Dema U dan mereka minta kita menunggu sampai akhir Maret. Akhirnya kita bagikan, walaupun itu bukan jobdesk kami. Mungkin ini bentuk kami peduli mahasiswa, juga peduli sama akademik kita yang seperti itu,” terangnya.
Lail, salah satu mahasiswa Sejarah Peradaban Islam (SPI) menyatakan kekecewaannya terkait keterlambatan pendistribusian jas almamater.
“Yang jelas tetap kecewa, karena baru dapat jas waktu semester empat, sedangkan kalau di universitas lain itu dari semester satu sudah dapat,” paparnya.
Lail juga meyayangkan tidak adanya kofirmasi kepastian pembagian jas alamamter.
“Dari awal nggak ada kepastian dari universitas tentang pembagian jas alamamternya kapan. Jadi, aku sebagai mahasiswa bertanya-tanya,” sambungnya.
Sementara itu, Zalfian Fajri, salah satu mahasiswa Akidah dan Filsafat Islam (AFI) Fuadah menyayangkan keterlambatan pembagian jas almamater.
“Agak sedikit ruwet dan banyak dilema. Kita lihat fakultas lain sudah turun di awal bulan Maret, di Fuadah sendiri baru akhir bulan ini diberikan,” katanya.
Fian juga menyatakan tentang kurangnya desain dan bahan yang digunakan untuk pembuatan jas almamater.
“Mungkin dari bahannya aja, sih, yang masih agak tidak sesuai ekspektasi kita. Desain dari almetnya itu sendiri juga masih kurang banget dibandingkan desain almet yang sebelumnya. Desainnya ada penambahan-penambahan yang justru kurang menarik untuk dipandang. Bahannya juga kayak bukan bahan-bahan almet yang standarisasi almet-almet kampus,” tandasnya. (Faizur/red)