Seminar psikologi klinis yang diadakan di ruang seminar lantai 3 Fakultas Dakwah (Sumber Foto: Kamal)
Klikdinamika.com-Himpunaan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Psikologi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, adakan seminar nasional tentang psikologi klinis dengan tema “Kenali Diri Berdasarkan Mental Exhaustion dan Toxic Productivity pada Mahasiswa” di ruang seminar lantai 3 Fakultas Dakwah, Sabtu (14/6/2025).
Acara itu dihadiri oleh kurang lebih 156 peserta, beserta tamu undangan yang diantaranya ada Wakil Dekan 3, Dewan Mahasiswa (Dema), Senat Mahasiswa (Sema). Selain itu seminar nasional ini juga dihadiri oleh delegasi dari kampus lain diantaranya Universitas Negeri Semarang ( UNNES), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said. Seminar itu membahas tentang mental exhaustion atau kelelahan mental dan Toxic Productivity atau bisa disebut produktivitas yang berlebihan.
Doni, ketua pelaksana seminar, mengatakan bahwa mereka mengambil tema itu, karena sangat relevan dengan keadaan mahasiswa saat ini. Dari seminar itu, mahasiswa dapat mendapatkan tips-tips agar terhindar dari mental Exhaustion dan Toxic Productivity.
“Harapan saya setelah adanya seminar ini, mahasiswa itu lebih mengerti bagaimana tanda-tanda mental exhaustion dan toxic productivity. Dan dengan mengerti tanda-tanda tersebut, diharapkan mahasiswa di universitas ini tidak terkena mental exhaustion dan toxic productivity,” ujar Doni.
Masayu, salah satu peserta seminar dari Program Studi Psikologi Islam mengatakan, dengan diadakan seminar ini kita jadi bisa mengenali diri kita berdasarkan mental exhaustion dan toxic productivity. Sehingga mahasiswa dapat mengetahui mana yang seharusnya kita lakukan dan mana kebiasaan yang harus kita hilangkan.
“Khususnya kita kan lagi mengalami pekan-pekan Ujian Akhir Semester (UAS), jadi kita sering mengalami dikejar-kejar deadline. Dan ternyata kalo kita amati, sebenernya udah ada beberapa indikasi yang menunjukkan mental exhaustion terus juga produktivitas yang ternyata agak toxic gitu,” terangnya.
Masayu mengatakan, seminar yang mengusung tema tentang psikologi itu penting untuk diadakan di kampus. Meskipun kesehatan mental itu tidak bisa diindikasi secara langsung, namun kesehatan mental itu sangat penting. Ia menambahkan bahwa kesehatan mental dapat mempengaruhi cara seseorang bersikap, berperilaku dan beraktivitas. Seminar itu dapat menjadikan mahasiwa sadar akan pentingnya kesehatan mental. Ia juga berpendapat terhadap seminar sudah biasa diselenggarakan di lingkungan kampus, sehingga dapat mencoba sesuatu yang baru dan ampuh.
“Justru enggak harus seminar sih, karena kalo seminar tuh ngga bisa mencakup keseluruhan mahasiswa, kaya cuma yang mau-mau aja yang ikut kan, jadi mending bukan seminar, tapi gerakan yang mengajak seluruh mahasiswa atau seluruh warga universitas untuk melek gitu sadar akan kesehatan mental,” lanjut Masayu. (Red/Kamal/Rifka).