Klikdinamika.com, Salatiga – Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) IAIN Salatiga adakan festival halal food Sharia Economic and Intellectual Moslem of IAIN Salatiga (SEIMAN) dengan tema “Kontribusi Generasi Milenial dalam Upaya Transformasi Perekonomian melalui Pengembangan Industry Halal” di auditorium gedung Hasyim Asyari kampus tiga IAIN Salatiga.
Acara tersebut mengundang tiga narasumber, yaitu Prof. Dr.H. Ahmad Rofiq, MA. Wakil ketua MUI Jawa Tengah dan Direktur Ulama LPPPOM, Ketua masyarakat ekonomi syariah salatiga Dr. Faqih Nabhan, M.M. dan Kusnadi Ikhwani selaku owner geprek group dan penulis buku “Marketing Langit”. Keynote speaker disampaikan langsung oleh wakil wali kota Salatiga Muh Haris S.S., M.Si.
Acara yang dihadiri oleh 290 peserta ini terdiri dari mahasiswa IAIN Salatiga dan mahasiswa umum seperti UNS dan UKSW. Acara ini berlangsung dengan lancar yang dibuka oleh oleh Dr. Faqih Nabhan, M.M. dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali sebagai simbolisnya.
Acara SEIMAN halal food berlangsung selama dua hari yakni Sabtu-Minggu, 14-15 September 2019.
KSEI merupakan UKM yang fokus pada kajian dan penelitian tentang Ekonomi Islam. SEIMAN merupakan acara unggulan kedua KSEI. “Dengan adanya acara SEIMAN saya berharap dapat melatih jiwa kewirausahaan dan gaya hidup halal bagi mahasiswa mahasiswi IAIN Salatiga pada khususnya dan masyarakat kota Salatiga pada umumnya serta menambah khasanah keilmuan tentang tema yang diambil,” ujar Diki Maulana, Ketua KSEI IAIN Salatiga.
“Dalam rangka untuk membangun generasi muda yang unggul dalam bidang ekonomi islam khususnya perekonomian halal maka dipandang menjadi hal yang penting dan mengapresiasi kegiatan SEIMAN yang diadakan oleh KSEI IAIN Salatiga.” ungkap Dr. Fakih Nabhan, M.M dalam sambutannya.
Kusnadi Ikhwani juga mengapresiasi acara KSEI IAIN Salatiga yang telah mengadakan seminar. Menurutnya, dengan adanya seminar akan mengubah mindset para milenial untuk berani membuka peluang usaha sendiri yang kehalalannya bisa terjamin.
“Pandangan dalam ekonomi Indonesia sedang menghadapi resensi global harus hati-hari, sebab krisis ini sudah menjadi awan dan tinggal nunggu hujan. Harus semua bisa sabar dan berdoa kepada Allah. Perekonomian secara global dalam keadaan down. Anak milenial harus tetap bisa tumbuh dan berkembang untuk menghadapi di era revolusi industry 4.0. Kegiatan seminar sangat membantu untuk merubah mantion anak muda untuk punya mental yang tangguh, visi yang jauh ke depan, dan siap menghadapi tantangan. Di luar lingkup perdagangan masih banyak yang belum halal, Indonesia harus berubah ke depan karena mayoritas muslim, pangan harus peduli kahalalan. Harapan untuk ke depan baik anak milenial maupun umum, perlu dikampanyekan sehingga tumbuh sikap tangguh dalam menghadapi apapun, karena kalo dilihat anak milenbial sekarang masih kurang siap untuk menghadapinya. Adanya perubahan tersebut diharapkan merubah mantion menjadi anak-anak yang hebat.” Tambahnya. (Ike, I.R/Red)