Ruang Kelas Penuh, Pembelajaran Maba Fakultas Syariah Pindah ke Kampus 1

Perkuliahan Maba Fakultas Syariah di Kampus 1 UIN Salatiga (Sumber Foto: Joysi/DinamikA).


Oleh: Joysi Rain Rosadi, Faza Naufal


Suara mahasiswa Fakultas Syariah (Fasya) Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga didengar oleh pihak kampus. Perkuliahan yang dijadwalkan pada hari Sabtu kini sudah ditiadakan. Namun, kebijakan yang seharusnya menjadi angin segar, justru kini menimbulkan permasalahan baru, terutama untuk mahasiswa baru Fakultas Syariah.

Berbeda dengan tahun-tahun yang lalu, mengawali ajaran perkuliahan baru tahun 2024, mahasiswa baru Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Prodi HES), Hukum Tata Negara (HTN), dan Hukum Keluarga Islam (HKI) mengalami pemindahan tempat pembelajaran. Perkuliahan yang seharusnya dilakukan di Kampus 2 Fakultas Syariah UIN Salatiga, kini berpindah ke Kampus 1—yang dulunya digunakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI). Mahasiwa baru dituntut untuk bolak- balik di gedung yang berbeda dengan jarak tempuh kurang-lebih 2, 1 kilometer.

Desakan Public Hearing Meliburkan Perkuliahan di Hari Sabtu

Sebelumnya, Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Syariah telah melakukan public hearing pada (11/06/2024) mendesak untuk meliburkan perkuliahan di hari Sabtu.

Mengantongi aspirasi mahasiswa syariah, bahwa sebagian mengeluhkan tentang perkuliahan di hari Sabtu, mereka menganggap bahwa hanya mahasiswa Fakultas Syariah saja yang masih melaksanakan perkuliahan di hari Sabtu.

Sementara itu, pada hari Sabtu pelayanan akademik Fakultas Syariah juga tidak melayani mahasiswa (libur). “Dari sana mahasiswa menyampaikan aspirasi untuk meniadakan perkuliahan di hari Sabtu,” tutur Salman, ketua SEMA Fakultas Syariah saat diwawancarai reporter Klikdinamika.com Sabtu, (28/9/2024).

Setelah public hearing, akhirnya pihak pengelola menyetujui perkulihan pada hari Sabtu diliburkan. SEMA Fasya menyampaikan bahwa hal ini merupakan angin segar bagi sebagian mahasiswa Fasya dan merupakan jawaban dari aspirasi mahasiswa.

“Atas solusi dari masalah tersebut, pengelola Fasya kemudian menawarkan untuk memindahkan sebagian kegiatan perkuliahan ke kampus 1. Tentu, hal tersebut merupakan angin segar dan jawaban atas aspirasi mahasiswa,” terang Salman.

Saat adanya penawaran tersebut, SEMA Fasya mengaku belum mengetahui siapa yang akan dipindahkan perkuliahan di kampus 1.

“Namun, pada saat itu tidak membahas ketentuan tentang kegiatan perkuliahan yang akan dipindahkan ke kampus 1 itu mahasiswa baru atau mahasiswa lama,” imbuh Salman.

Hasil public hearing SEMA Fasya serta keadaan Fasya yang mengalami keterbatasan ruang, menjadi perhatian khusus untuk memindahkan ruang perkuliahan. Handayani Marihatun, salah satu dosen Analisis Teknologi Pengembangan Pembelajaran, menindaklanjuti permintaan itu.

Akhirnya, pihak Fasya berunding dengan pimpinan universitas, menghasilkan kesepakatan pemilihan kampus 1 untuk dijadikan opsi mahasiswa baru Fasya melakukan pembelajaran. Mereka hanya memakai Kampus 1 untuk kegiatan perkuliahan pada hari Senin, Selasa dan Kamis, karena ruang kelas di Kampus 1 yang lebih tersedia.

“Karena keadaan dan hasil public hearing, mau tidak mau pimpinan mendengarkan. Kalau public hearing tidak kita dengarkan, nanti tidak baik. Akhirnya, pimpinan mengakomodir itu berembug dengan pimpinan di universitas. Setelah berembug dengan pimpinan universitas, hasilnya ditempatkan di kampus 1, karena ruangan yang kosong hanya di Kampus 1. Sedangkan di kampus 3, mahasiswa banyak dan juga kalau pasca sarjana kuliahnya hanya hari Kamis, Jumat, Sabtu, jadi itu yang jadi pertimbangan,” ungkapnya saat kami temui (13/9/2024).

Tidak hanya keterbatasan kelas yang menjadi masalah pihak pengelola Fasya, pengubahan jadwal pada hari Sabtu yang biasanya digunakan oleh dosen praktisi, kini dialihakan pada hari Kamis dan Jumat. Terkadang, kesibukan dosen praktisi pada hari kerja menjadi persoalan yang harus dikaji ulang untuk meliburkan perkuliah pada hari Sabtu.

Para dosen praktisi dituntut mengemban dua kewajiban penting, di antaranya kewajiban mengajar dan kewajiban bekerja di masing masing kantor, ketika menyetujui perkuliahan pada hari Kamis dan Jumat.

“Akhirnya, mau tidak mau kita penuhi. Yang tadinya kelas hari Sabtu, yang sebenarnya untuk mengisi kelas-kelas yang tidak muat, maka dosen praktisi yang biasanya dia mengajar hari Sabtu sekarang diganti pada hari Kamis dan Jumat,” ujarnya.

Selain itu, faktor tambahan lainnya, bahwa Labolatorium Peradilan yang dulunya sempat tidak aktif dan malah dijadikan buat ruangan tambahan perkuliahan, kini difungiskan kembali.

“Kami dulunya punya Laboratorium Peradilan, tapi semenjak mahasiswa kita banyak, Laboratorium peradilan yang tadinya berfungsi sebagai semestinya, akhirnya ditiadakan dan dialihkan untuk kelas. Sekarang Laboratorium peradilan difungsikan kembali agar mahasiswa Fasya dapat praktik sebelum mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan (PPL),” tambahnya.

Bolak-Balik Kampus 2-Kampus 1

Perubahan ini menimbulkan berbagai persepsi dari mahasiswa. Surya Hamdani, mahasiswa baru Prodi HKI yang telah merasakan langsung perpindahan tempat perkuliahan di Kampus 1, mengungkapkan keresahannya.

Jarak yang jauh dari tempat tinggalnya sekarang dan belum mempunyai alat transportasi pribadi, menjadi penghambat tersendiri. Awalnya, Surya sudah berekspetasi dan merencanakan untuk mencari tempat tinggal yang tentunya di dekat Kampus 2 untuk memudahkan mobilitas. Namun, faktanya berbeda, ia malah harus ke Kampus 1 yang jauh dari tempat tinggalnya

“Hambatannya karena asli (red: tempat tinggal asal) saya jauh, di Kalimantan, maka belum ada kendaraan. Pikiran saya pertama keterima di kampus UIN Salatiga di Fasya, awal pertama itu di Kampus2, kan, tentunya tidak berpikiran tentang kendaraan karena saya di Mahad.

Sama juga dengan teman-teman yang dari luar pulau Jawa, Jakarta, ataupun jauh dari kota Salatiga. Mereka sudah memilih kos dekat kampus 2, karena tentunya mereka berpikiran nanti pembelajaran dilakukan kampus 2. Eh, tapi kenyataannya berbeda,” jelasnya dalam wawancara (21/9/2024).

Perkuliahan yang dilaksanakan pada hari Senin, Selasa dan Rabu menjadikan jadwal mata kuliah Surya padat. Bahkan, dalam satu hari, ia mendapat lima jadwal mata kuliah. Belum lagi, Surya harus bolak balik Kampus 1 dan Kampus 2, karena beberapa mata kuliah masih mengharuskannya ke Kampus 2. Hal itu menjadikan Surya dan teman-temannya kerepotan.

“Pembagian kelas mungkin harus dipikirkan lebih matang lagi secara sistematis dan dibenahi. Di Prodi saya, HKI, itu hari Selasa itu ada yang mendapat lima mata kuliah, yang mana ada perpindahan alihan antara kampus 1 dan 2,” jelas Surya.

Surya juga sempat menceritakan secara singkat pengalamannya, yang merupakan dampak dari pemindahan gedung perkuliahan dan mengharuskannya melakukakn mobilitas tinggi dalam waktu singkat.

“Kami di Kampus 1 setelah matkul Kewarisan Islam jam 14.10, itu kami langsung ke Kampus 2 untuk belajar matkul Fiqih lagi sampai jam 4.

Setelah jam 4 itu, kami di Kampus 1 lagi untuk lanjut mata kuliah. Nah, itu mungkin harus dibenahi lagi tentang bagaimana sistem itu dan kelas-kelasnya emang harus ditata rapi agar tidak merepotkan kami lagi,” ungkapnya.

Surya menyayangkan kabar perpindahan perkuliahannya harus di Kampus 1 seakan mendadak. Menurutnya, jika memang berpindah, harusnya dijelaskan secara tuntas dahulu ke mahasiswa baru dan dalam kurun waktu yang cukup lama–sebelum masuk masa perkuliahan efektif–sehingga bisa mereka bisa mempersiapkan diri.

Nah, itu menjadi kendala tersendiri bagi kami, karena pemberitahuan kabar tersebut itu seminggu sebelum pelaksanaan.

Seharusnya, kalau mau dipindahkan, sebulan atau tiga minggu perkuliahan sudah diberi tahu. Kita sulit juga, cari kos yang emang deket di Kampus 2, tapi malah dipindah di Kampus 1. Seharusnya, diberitahukan dan dijelaskan, kenapa, sih, mahasiswa baru Fasya dipindahkan? Itu harus dijelaskan dulu ke mahasiswa baru, kurang lebih sebulan sebelum perkuliahan, sehingga kami mempersiapkan dan merencanakan seperti tempat tinggal,” pesannya.

Sebaliknya, Muhammad Alfarizi mahasiwa baru prodi HKI, menikmati perkuliahan selama ini dan belum ada hambatan. Menurutnya, fasilitas yang ditawarkan di Kampus 1 lebih baik.

“Alhamduliah, tidak ada hambatan. Di sini (red: Kampus 1) enak dengan fasilitas yang lebih bagus, seperti setiap ruang kelas ada AC-nya. Senengnya itu emang cuma masuk 3 hari saja, ya, terlepas mata kuliah jadi padat,” ungkapnya (18/9/2024).

Namun, Alfarizi juga mengharapkan agar Fasya segera menambah ruangan agar ia dapat membangun relasi dengan mahasiswa sesama fakultasnya.

“Kalau bisa dibangunin lagi ruangannya, agar sama kakak tingkat ada relasi dan kenal satu sama lain,” harapnya.

Kedepannya, Marihatun belum bisa memastikan apakah nanti mahasiswa akan kembali melakukan perkuliahan di kampus 2 atau di Kampus 1.

“Kemungkinan kalau Fakultas Syariah belun ada pembangunan lagi, ya, untuk beberapa tahun ke depan. Kalau tidak ada pembangunan, masih akan menempati Kampus 1,” tutup Marihatun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *