Oleh: Diana Shinta
Generasi islami sebagai pembawa perubahan menjadi topik yang banyak diperbincangkan dewasa ini. Berbagai perubahan yang terbentuk memberikan pengaruh di masyarakat. Lalu, generasi islam seperti apa yang menjadi bagian dari perubahan ?
Menjadi generasi penerus bangsa, mau tidak mau akan menggantikan generasi sebelumnya dalam membangun bangsa. Pemuda islami sudah sepantasnya menjadi agent of change, yaitu sebagai cadangan emas di masa yang akan datang. Membawa bangsa ini menjadi lebih baik, bersatu, makmur, demokratis, dan maju.
Melihat sejarah masa lalu, pada awal abad ke-20 Indonesia diwarnai oleh pergerakan kebangsaan yang tidak lain dimotori oleh para pemuda pada zaman itu. Sejarah mencatat Budi Utomo sebagai organisasi pertama yang mengubah watak pergerakan perlawanan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat kebangsaan.
Generasi muda suatu umat atau bangsa menjadi tolak ukur terhadap nasib dan masa depan dari umat atau bangsa tersebut. Jika kita ingin melihat kekuatan dan ketahanan suatu umat dan bangsa, maka lihatlah dari kualitas generasi muda yang mereka miliki. Jika generasi muda mereka baik, maka pastilah kekuatan mereka juga baik dan sulit untuk dipengaruhi oleh ideologi atau pemikiran bangsa dan umat lainnya.
Namun sebaliknya, jika generasi muda suatu bangsa atau umat buruk, maka dapat dipastikan mereka sangat rentan dengan kehancuran dan mudah untuk dipengaruhi oleh ideologi bangsa atau umat lain. Mau tidak mau, mereka harus menghadapi kenyataan bahwasanya budaya dan peradaban barat tidak dapat dicegah lagi. Mereka harus memiliki benteng pertahanan yang lebih kuat ketimbang generasi pendahulu mereka. Mereka harus memutar otak mencari cara bertahan di tengah arus modernisasi ini dengan menyeleksi budaya barat yang masuk.
Pemuda islam tetap harus mengikuti perkembangan dunia dan bagaimana perubahan sosial yang terjadi, terutama bagaimana peran besar teknologi dan berbagai pemikiran modern telah merubah paradigma berpikir manusia.
Kisah Ashabul Kahfi yang tergolong pengikut Nabi Isa ‘alaihis salam. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali kepada agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Allah SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur’an surat Al Kahfi ayat (9-26).
Dalam setiap sejarah perubahan anak muda selalu mengambil peran penting di dalamnya. Pemuda selalu menjadi tonggak dalam perubahan yang memiliki karakterisik:
- Memiliki banyak potensi
Dengan pikiran yang fresh, para pemuda memiliki banyak ide yang dapat menyikapi perubahan yang dilandasi dengan keimanan yang kuat. Dengan ide-ide baru tersebut akan membawa perubahan yang berdampak positif terutama dalam bidang sosial.
- Fisik yang kuat
Pemuda yang memiliki cita-cita tinggi dan mental baja akan membuat ia tak terkalahkan dan semangat yang tidak pernah mati, mereka rela bekerja keras siang dan malam tanpa mengenal lelah. Mereka berjuang agar dapat menjadi penggerak suatu perubahan karena itu yang saat ini indonesia butuhkan.
- Memanfaatkan kesempatan emas
Kesempatan merupakan langkah awal yang menjadi penentu langkah besar selanjutnya. Para pemuda yang berani bertindak dan mengambil resiko dalam meraih suatu kesempatan emas tentunya menjadi ciri anak muda yang menjadi agent of change…!!!
Sebenarnya pemuda Islami juga memberi dampak positif di mana kegiatan manusia lebih mudah dilaksanakan, akses ilmu pengetahuan yang luas, dan kecenderungan adanya kebebasan berekspresi di muka publik.
Tapi sisi lain, banyak dampak negatif yang muncul akibat perubahan ini. Di antaranya adalah munculnya pemikiran-pemikiran baru yang menjadikan nafsu (syahwat) sebagai landasannya. Muara pemikiran ini adalah menjadikan kenikmatan duniawi sebagai orientasinya. Keadaan ini akan membuat kedudukan agama semakin dipinggirkan dan aturan sosial menjadi semakin lemah kedudukannya.
Maka dari itu, kita sebagai generasi islami penerus bangsa yang membawa masa depan bangsa, harus dapat menyikapi adanya suatu perubahan dalam era yang semakin modern ini.
“Ubah hidupmu dengan membentuk kebiasaan baru, sehingga kebiasaan baru akan mengubah duniamu di masa depan.”