Debat Calon Ketua HMPS FUADAH, Empat dari Lima Prodi Terisi Calon Tunggal

Sumber foto: Rafi/DinamikA

Klikdinamika.com, Salatiga- Debat calon ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUADAH), empat dari lima prodi terisi oleh calon tunggal. Debat dilaksanakan di Aula Kampus II, Sabtu (11/12/2021).

Kegiatan tersebut diikuti oleh empat calon tunggal dan satu pasang calon lawan. Dari lima calon, hanya calon ketua HMPS program studi (prodi) Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) yang memiliki dua kandidat. Empat prodi lainnya tampil sendiri alias tunggal, sehingga debat setiap HMPS yang seharusnya dilaksanakan selama satu jam setengah hanya berlangsung sekitar 30-40 menit.

Menurut ketua KPUM FUADAH, Ana Qurratul Ainiyyah (19) mengatakan, hal ini lantaran tidak adanya perlawanan, sehingga tidak terlalu banyak pertanyaan.

“Karena yang nanya cuma itu-itu aja, dan jawabanya simpel. Kalo kita menunggu waktu habis kan kelamaan, kita lebih mempercepat waktu daripada nganggur-nganggur aja,” jelas Ana saat dimintai keterangan.

Ia juga menerangkan, meski tunggal, calon tidak lantas akan menang. Calon tunggal nantinya akan melawan bumbung kosong.

“Biasanya kalau calonnya tunggal nanti akan melawan bumbung kosong. Jika suara terbanyak adalah bumbung kosong, maka akan diserahkan ke HMPS sebelumnya atau diadakan pemilihan ulang,” imbuhnya.

Sementara itu, calon kandidat ketua HMPS Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Ivan Al Ma’ruf mengatakan, kandidat tunggal atau melawan kotak kosong adalah sebuah tantangan yang sulit. Sebab semua mahasiswa hanya berharap kepadanya.

“Untuk paslon tunggal adalah tantangan yang berat, yang dimana seluruh mahasiswa BSA akan mengerahkan kepercayaannya semua kepada saya daripada yang ada dua atau tiga paslon,” ucap Ivan.

Mengenai alasan dibalik banyaknya calon tunggal sendiri, Agi Setya Baza Riyadi dari partai POP (Power of People) tidak memberikan alasan yang pasti. Agi hanya mengatakan bahwa setiap partai punya hak untuk berkontestasi merebutkan kursi ketua di HMPS, dan setiap fakultas memiliki keadaan politik yang berbeda-beda.

“Setiap partai kan punya hak dan punya alasannya masing-maisng untuk ikut berkontestasi memperebutkan kursi ketua di HMPS atau tidak,” jawab Agi tegas.

Salah satu mahasiswa BSA, Hamdan Nur Shahib (21) memberi tanggapan terkait banyaknya calon ketua HMPS yang tunggal. Ia mengatakan kemungkinan hal ini dikarenakan kurangnya minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi.

“Pendapat saya mungkin kurang minatnya mahasiswa BSA terhadap suatu organisasi, bisa dikatakan mahasiswa apatis,” pungkasnya. (Leni/Devi/Rafi/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *